REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Rabu (10/9/2025), mengumumkan akan mengajukan paket tindakan terhadap Israel, termasuk menangguhkan dukungan bilateral, menangguhkan sebagian Perjanjian Asosiasi, serta menjatuhkan sanksi terhadap menteri-menteri ekstremis.
"Saya akan mengajukan paket langkah untuk membuka jalan ke depan. Pertama, Komisi akan melakukan semua yang bisa dilakukan secara mandiri. Kami akan menghentikan dukungan bilateral kepada Israel. Kami akan menghentikan semua pembayaran di bidang ini tanpa memengaruhi kerja sama dengan masyarakat sipil Israel," kata von der Leyen dalam pidato tahunan di hadapan parlemen Eropa ( State of the Union).
Ia juga berjanji mengusulkan sanksi terhadap menteri-menteri ekstremis Israel dan pemukim yang melakukan kekerasan, sekaligus mengajukan penangguhan sebagian Perjanjian Asosiasi dalam aspek perdagangan.
"Kami akan membentuk kelompok donor Palestina bulan depan, termasuk instrumen khusus untuk rekonstruksi Gaza. Ini akan menjadi upaya internasional dengan mitra regional, dan akan melanjutkan momentum konferensi New York yang diselenggarakan Prancis dan Arab Saudi," ujarnya.
Von der Leyen juga menyerukan pembebasan sandera, akses penuh tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan, serta gencatan senjata segera. Ia menekankan bahwa dalam jangka panjang, satu-satunya jalan realistis menuju perdamaian adalah solusi dua negara dengan kedua pihak hidup berdampingan dalam keamanan.
"Apa yang terjadi di Gaza telah mengguncang hati nurani dunia. Orang-orang dibunuh saat memohon makanan, para ibu memeluk bayi tak bernyawa. Gambar-gambar ini sungguh bencana... Kelaparan buatan manusia tidak boleh dijadikan senjata perang. Demi anak-anak, demi kemanusiaan, hal ini harus dihentikan," tegas von der Leyen.