REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK SIKAPING -- Bupati Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Benni Warlis mengingatkan masjid harus menjadi pusat perlindungan dan pendidikan anak sebagai upaya nyata mencegah kekerasan terhadap anak di daerah.
"Al Quran telah menegaskan, janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami-lah yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu yang sesuai (QS. Al-Isra: 31)," kata Bupati Benni Warlis saat sosialisasi Masjid Ramah Anak di Masjid Al Hikmah, Lubuk Basung, Senin.
Ia mengatakan ayat ini menjadi pengingat bahwa anak adalah titipan yang harus dijaga dan lindungi, bukan menjadi korban kekerasan maupun penelantaran.
Anak adalah amanah, lanjut dia, sekaligus generasi penerus yang wajib dijaga dan dibimbing agar tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan berakhlak Kasus kekerasan terhadap anak masih ditemukan di lapangan, baik dalam bentuk fisik, psikis, maupun sosial.
"Saya mendorong semua pihak untuk meningkatkan kepedulian serta melakukan langkah nyata dalam menciptakan lingkungan yang ramah anak," katanya.
Bupati berharap Gerakan Masjid Ramah Anak mampu menjadi tonggak lahirnya kesadaran bersama.
"Jika masjid kita jadikan basis perlindungan dan pendidikan, Insya Allah akan lahir generasi Agam yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, sehat, dan siap menghadapi tantangan zaman," sebutnya.
Ia menambahkan masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah ritual, tetapi harus menjadi rumah kedua bagi anak-anak tempat yang aman, nyaman, sekaligus pusat pembinaan akhlak dan ilmu pengetahuan.
Konsep ini sejalan dengan program unggulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam. Melalui bangkik dari surau (bangkit dari surau), masjid dan surau dijadikan pusat pembinaan karakter generasi muda agar tumbuh dalam kasih sayang dan pendidikan akhlak.
Program nagari creative hub berbasis masjid diarahkan untuk menjadikan masjid sebagai ruang kreativitas remaja dalam bidang agama, keterampilan, literasi digital, hingga pengembangan bakat.
Sementara Program Sawah Pokok Murah mendukung ketahanan keluarga, sehingga anak-anak dapat tumbuh dalam suasana sehat dan harmonis.
Di sisi lain mencetak 100 wirausaha muda bertujuan menyiapkan generasi kreatif, mandiri, dan berdaya saing, bukan sekadar menjadi penonton atau korban pengaruh negatif zaman.
"Melalui integrasi program ini kami ingin mewujudkan Kabupaten Agam sebagai lingkungan yang ramah anak. Mereka harus terlindungi dari kekerasan, memiliki ruang untuk berkembang, serta kesempatan untuk berkarya," katanya.
Ia mengajak seluruh orang tua, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga aparat pemerintahan agar bersatu menjadi benteng perlindungan bagi anak-anak.
"Melindungi anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah," katanya.