Rabu 05 Nov 2025 22:26 WIB

Kisah Bocah Pemberani di Makkah yang Lindungi Nabi dari Lemparan Batu

Ada seorang bocah yang tak gentar sedikitpun membela Rasulullah SAW.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
ILUSTRASI Rasulullah SAW.
Foto: dok publicdomainpictures
ILUSTRASI Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di tengah panasnya gurun dan kerasnya tekanan kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad SAW, ada seorang bocah yang tak gentar sedikitpun membela Rasulullah SAW. Dialah Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu, anak pemberani yang kelak menjadi menantu Nabi dan dikenal sebagai Asadullah, Karamallahu Wajhah dan Babul 'Ilm.

Dalam buku Imamul Muhtadin yang ditulis HMH Al-Hamid Al-Husaini, diriwayatkan bahwa sejak usia kanak-kanak, Ali bin Abu Thalib sudah membela Rasulullah SAW.

Baca Juga

Sebagaimana diketahui, kaum musyrikin Quraisy tidak ada yang berani mengganggu Rasulullah SAW berkat perlindungan yang diberikan Abu Thalib ayah dari Ali. Sehingga kaum musyrikin membujuk dan mengerahkan anak-anak kecil untuk memlempari Nabi Muhammad SAW dengan batu dan pasir pada saat-saat beliau keluar dari rumah. Abu Thalib sudah tentu tidak mungkin melawan anak-anak dalam usahanya melindungi Rasulullah SAW.

Gangguan dari anak-anak yang selalu Rasulullah SAW alami itu beliau ceritakan kepada saudara misannya yang masih kecil, yakni Ali yang sebaya dengan anak-anak yang sering mengganggu beliau di jalanan.

 

Ali bin Ibrahim bin Hasyim Al-Qummi menyampaikan kisah nyata yang didengarnya sendiri dari Ja'far Ash-Shadiq bahwa ia pernah ditanya tentang arti ucapan Thalhah bin Abu Thalhah Al Abdari, Ketika Ali bin Abu Thalib muncul menghadapinya di dalam perang Uhud.

Ketika itu Thalhah bertanya, "Engkau siapa?"

Imam Ali menjawab, "Aku Ali bin Abu Thalib."

Thalhah berkata lebih lanjut, "Aku sudah mengenalmu, hai Qadhim (si tukang gigit). Dulu tidak ada anak yang berani melawanku selain engkau."

Sampai di situ Ali bin Ibrahim bertanya kepada Ja'far Ash-Shadiq, "Apa arti Qadhim?"

Sebelum menjawab, Ja'far Ash-Shadiq melanjutkan ceritanya, "Ketika Rasulullah SAW masih tinggal di Makkah tidak ada orang yang berani mengganggu beliau mengingat kedudukan Abu Thalib sebagai pemimpin Quraisy. Karena itu mereka mengerahkan anak-anak untuk melempari beliau dengan batu dan pasir."

"Ketika Rasulullah SAW menceritakan pengalamannya itu kepada Ali bin Abu Thalib, Ali cepat menjawab: Ya Rasulullah, tiap anda keluar rumah ajaklah aku menemani anda."

Sejak itu tiap Rasulullah keluar rumah selalu mengajak Ali bin Abu Thalib. Apabila Ali melihat anak-anak datang hendak mengganggu Rasulullah SAW, Ali segera mengejar mereka, dan setiap anak yang tertangkap ia gigit mukanya. Ada juga yang digigit hidungnya dan ada pula yang digigit telinganya.

Anak-anak yang disuruh mengganggu Rasulullah SAW lari pulang ke rumah masing-masing dan mengadu kepada ayah-ibunya bahwa Ali menggigit mereka hingga luka. Sejak itulah di kalangan mereka, Ali terkenal dengan nama Qadhim (si tukang gigit).

 

Pada usia kanak-kanak, Ali bin Abu Thalib tidak hanya membela Rasulullah SAW saja, bahkan lebih dari itu, ia bersedia mengorbankan jiwa demi keselamatan Nabi Muhammad SAW.

Ibnu Abil Hadid mengatakan, "Aku membaca sebuah uraian di dalam kitab Al-Amali yang ditulis oleh Abu Ja'far Muhammad bin Habib, bahwa yang sangat dikhawatirkan oleh Abu Thalib ialah kemungkinan terjadinya serangan di malam hari yang dilakukan oleh orang-orang yang bermaksud jahat terhadap Rasulullah SAW. Jika orang-orang kafir mengetahui letak tempat tidur Rasulullah SAW.

Karena itu Abu Thalib sering membangunkan Rasulullah SAW di tengah malam untuk berpindah tempat, sedang Ali disuruh pindah ke tempat tidur Rasulullah SAW.

Pada suatu malam Ali pernah berkata kepada ayahnya, "Ayah, aku bakal mati terbunuh."

Abu Thalib menjawab, "Tabahlah, engkau kuhadapkan kepada bahaya demi keselamatan orang yang kita cintai Bersama."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement