Senin 08 Sep 2025 10:15 WIB

Genosida tak Berhenti, Ratusan Organisasi Sipil Palestina Serukan Aksi Massal 18-21 September

Aksi itu diarahkan pada entitas yang masih terlibat dengan Israel.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang wanita Lebanon memegang plakat saat menghadiri protes untuk mendukung perempuan Palestina pada Hari Perempuan Internasional di luar kantor organisasi PBB, di Beirut, Lebanon, Jumat (8/3/2024).
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Seorang wanita Lebanon memegang plakat saat menghadiri protes untuk mendukung perempuan Palestina pada Hari Perempuan Internasional di luar kantor organisasi PBB, di Beirut, Lebanon, Jumat (8/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINA — Ratusan organisasi masyarakat sipil Palestina menyerukan aksi global untuk menghentikan keterlibatan negara, perusahaan, dan lembaga internasional dalam genosida Israel terhadap warga Gaza. Seruan itu dikeluarkan sejak 28 Agustus 2025 menyusul laporan Inisiatif Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB, untuk mengonfirmasi terjadinya kelaparan massal di Gaza utara akibat blokade Israel. 

Menurut IPC, kebijakan Israel yang didukung penuh oleh Amerika Serikat (AS), menjadikan kelaparan sebagai senjata perang. Kondisi ini diperkirakan akan semakin meluas hingga Gaza selatan pada akhir September. Bahkan, Sekjen PBB yang selama ini hanya menyatakan "keprihatinan", akhirnya menyebut Israel sebagai pihak yang menyebabkan kelaparan ini.

Baca Juga

“Tak seorang pun dapat lagi mengeklaim tidak tahu. Dunia memiliki kewajiban hukum, bukan sekadar etika, untuk menghentikan genosida pertama di dunia yang disiarkan langsung,” tulis pernyataan bersama koalisi masyarakat sipil Palestina seperti dilansir dari BDS, Senin (8/9/2025). 

Mereka menyerukan pembentukan koalisi luas untuk menggelar  Disrupt Complicity Week End pada 18-21 September mendatang. Aksi itu diarahkan pada entitas yang masih terlibat dengan Israel, dengan bentuk antara lain: Pemblokiran dan gangguan fasilitas transportasi, keuangan, dan perusahaan yang terlibat; Protes damai massal di kantor pemerintah dan parlemen; Tuntutan penerapan embargo senjata penuh terhadap Israel; Pemutusan hubungan perdagangan, akademik, dan politik yang menopang rezim apartheid Israel.

photo
Boycott Israel - ()

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement