Jumat 05 Sep 2025 10:47 WIB

Rayakan Maulid, Khofifah Ingatkan Nilai Nabi yang Selaras dengan Bhineka Tunggal Ika

Rasulullah berhasil menyatukan masyarakat Arab yang terpecah karena konflik kesukuan.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (kiri) berbincang dengan Yenny Wahid (kanan) saat Kongres XVIII Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/2/2025). Kongres itu mengangkat tema Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian dan Meneduhkan Peradaban.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (kiri) berbincang dengan Yenny Wahid (kanan) saat Kongres XVIII Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/2/2025). Kongres itu mengangkat tema Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian dan Meneduhkan Peradaban.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW) sebagai momentum meneguhkan semangat kedamaian dan kerukunan dalam kehidupan berbangsa di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama.

“Maulid Nabi bukan sekadar peringatan kelahiran Rasulullah, tetapi juga saat kita merenungkan kembali teladan beliau. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bagaimana hidup dalam damai, saling menghormati, dan menjaga kerukunan meski dalam perbedaan,” kata Gubernur Jatim Khofifah di Surabaya, Jumat (5/9/2025).

Baca Juga

Khofifah menekankan Rasulullah SAW berhasil menyatukan masyarakat Arab yang kala itu terpecah karena konflik kesukuan. Hal ini menjadi contoh penting bagi Indonesia yang kaya akan keberagaman suku, budaya, dan agama.

Ia juga mengingatkan salah satu sabda Nabi, yang diriwayatkan Imam Bukhari, yakni, “Seorang Muslim sejati adalah orang tidak menyakiti orang lain, baik melalui ucapan (lisan), maupun perbuatan (tangan) mereka, sehingga sesama Muslim merasa aman dari mereka.”

Implementasi ajaran damai Nabi Muhammad SAW, lanjutnya, bisa dimulai dari hal kecil seperti menjaga ucapan, menghargai perbedaan, serta menahan diri dari tindakan yang menyakiti orang lain.

Lebih jauh kerukunan juga berarti memperkokoh solidaritas sosial, kata dia, membantu sesama tanpa memandang latar belakang, serta menguatkan semangat persaudaraan sebangsa.

Dalam konteks bangsa Indonesia, Khofifah menyebut nilai-nilai Maulid Nabi SAW selaras dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Keragaman suku, agama, dan budaya harus dilihat sebagai anugerah, bukan pemicu pertentangan.

photo
Warga mengikuti kirab sekaten di kawasan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Ahad (15/9/2024).. - (Republika/Thoudy Badai)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement