Kamis 04 Sep 2025 12:36 WIB

Mustafa Al-Bargouti: 10 Persen Rakyat Gaza Dibunuh, Bayangkan Jika Itu Rakyat Amerika 

Israel tidak hanya menyasar Hamas, tapi seluruh elemen Palestina.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Yazan Abu Ful, seorang anak berusia 2 tahun yang kekurangan gizi, duduk bersama ayahnya di rumah mereka di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Rabu (23/7/2025).
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Yazan Abu Ful, seorang anak berusia 2 tahun yang kekurangan gizi, duduk bersama ayahnya di rumah mereka di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Rabu (23/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- President of Palestinian National Initiative, Dr. Mustafa Al-Bargouti mengatakan, sebanyak 10 persen rakyat Gaza dibunuh Israel. Bayangkan jika satu juta rakyat Amerika Serikat (AS) dibunuh, Amerika akan melakukan apapun untuk meresponnya.

"Sebanyak 10 persen rakyat Gaza dibunuh Israel dari total rakyat Gaza, kurang lebih sebanyak 200.000 rakyat Gaza (yang dibunuh Israel) dari total jumlah penduduk Gaza sebanyak 2 juta," kata Mustafa kepada Republika saat Konferensi Pers Situasi Terkini Palestina di Jakarta, Selasa (2/9/2025) 

Baca Juga

Mustafa membandingkan, bayangkan kalau 10 persen penduduk Amerika dibunuh secara brutal oleh militer. Jangan 10 persen, satu juta rakyat Amerika saja jika dibunuh oleh militer secara brutal, pasti akan melakukan apapun untuk meresponnya.

Ia menegaskan, 10 persen rakyat Gaza dibunuh militer Israel secara brutal, tidak bisa diterima akal sehat dan dunia internasional.

"Tapi mengapa Amerika terus membiarkan hal ini (genosida di Gaza oleh Israel) terus terjadi, padahal kalau Amerika kehilangan satu juta nyawa dari rakyatnya tentu dia akan melakukan hal apapun," ujar Mustafa.  

Mustafa mengatakan, jumlah korban yang syahid di Gaza melampaui jumlah korban tentara Amerika yang mati dalam perang-perang yang dihadapi oleh Amerika. Jumlah tentara Amerika yang jadi korban Perang Dunia Ke-1, Perang Dunia Ke-2, perang di Vietnam dan Irak tidak sebanyak rakyat Gaza yang syahid dibunuh Israel.

"Pertanyaannya sekarang ke mana para ahli politik, akademisi, pejabat-pejabat dari negara-negara maju yang mengklaim dirinya sebagai negara beradab dan selalu mengajarkan kita soal hukum internasional dan tentang HAM," ujar Mustafa.

Mustafa menegaskan, genosida di Gaza terjadi di depan mata mereka yang selalu mengajari HAM dan hukum internasional. Israel melakukan genosida tapi tidak bisa dihentikan oleh mereka yang selalu mengahari HAM dan hukum internasional, hal ini menunjukkan betapa standar ganda itu sangat mencolok.

"Ketika Israel membantai rakyat Gaza, mereka tidak melakukan hal-hal yang signifikan. Tapi berbeda ketika Ukraina diserang oleh kekuatan asing, mereka tergerak untuk membantu," ujar Mustafa.

Mustafa mengatakan bahwa Israel adalah sebuah negara dengan pemerintahan yang sangat fasis dan biadab. Israel melakukan diskriminasi dan apartheid kepada rakyat Palestina. Israel bukan hanya membunuh warga Palestina, tapi banyak sekali melanggar hukum internasional di Gaza, Tepi Barat dan wilayah Palestina lainnya yang dijajah Israel.

"Di Yerusalem ada Masjidil Aqsa, Israel terus melakukan upaya Yahudisasi di Yerusalem dan mereka melakukan pelanggaran di Tanah Suci Al-Quds dan Hebron ada Masjid Ibrahim," ujarnya.

Mustafa mengatakan bahwa Israel tidak hanya menyasar Hamas, tapi seluruh elemen Palestina menjadi sasaran Israel. Banyak anak-anak dan wanita Palestina yang dibunuh Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement