Kamis 28 Aug 2025 06:47 WIB

Perdana, Kemenag Gelar Lomba Hafalan Alquran Internasional Penyandang Disabilitas Netra

Lomba hafalan Alquran internasional ini akan mempertandingkan lima cabang.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Para santri tunanetra saat mengikuti kegiatan membaca dan menghafal Al-Quran Braille di Rumah Tahfiz Nurul Qolbi, Tajur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/3/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Para santri tunanetra saat mengikuti kegiatan membaca dan menghafal Al-Quran Braille di Rumah Tahfiz Nurul Qolbi, Tajur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) untuk pertama kalinya akan menggelar lomba hafalan Alquran atau Musabaqah Hifzil Qur’an (MHQ) Internasional khusus bagi penyandang disabilitas netra. Ajang bersejarah ini akan berlangsung pada 1-3 September 2025 di Jakarta, menjadi bagian dari rangkaian Blissful Mawlid yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam).

Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad menyebut pelaksanaan MHQ internasional perdana ini merupakan bentuk penghargaan terhadap ketekunan para penghafal Alquran meski memiliki keterbatasan.

Baca Juga

“Pelaksanaan kegiatan perdana ini merupakan wujud komitmen Kemenag dalam mendorong inklusivitas dan kesetaraan akses terhadap nilai-nilai keislaman di tingkat global,” ujar Abu di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

MHQ internasional ini merupakan hasil kolaborasi Ditjen Bimas Islam dengan Rabithah ‘Alam Islami (Liga Muslim Dunia), organisasi Islam nonpemerintah terbesar yang berbasis di Makkah, Arab Saudi. Sebanyak 15 peserta dari 12 negara telah lolos seleksi hingga ke babak grand final yang digelar di Jakarta.

Penyambutan kedatangan peserta dijadwalkan pada 31 Agustus 2025. Rangkaian kegiatan akan dibuka di Hotel Sahid Jakarta dan ditutup di Jakarta Convention Center (JCC). Lomba akan mempertandingkan lima cabang, yakni 30 juz dengan Matan Jazari, 30 juz tanpa Matan Jazari (putra), 30 juz tanpa Matan Jazari (putri), 20 juz, dan 10 juz. Dewan hakim terdiri atas lima orang, dengan tiga berasal dari Arab Saudi dan dua dari Indonesia.

photo
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Prof Abu Rokhmad - (kemenag)

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement