REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Media Israel melaporkan terjadinya bentrokan tangan kosong antara polisi Israel dan para pengunjuk rasa di Tel Aviv. Para demonstran menuntut diakhirinya perang Gaza dan kesepakatan pertukaran.
Dikutip Aljazeera, Ahad (10/8/2025) para pengunjuk rasa memblokir Jalan Ayalon utama Tel Aviv dan membakar ban sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Para pengunjuk rasa yang marah menyerbu studio Channel 13 selama siaran program populer, menuntut diakhirinya perang dan kembalinya para tahanan.
Tim berkuda mengejar para pengunjuk rasa di pusat kota Tel Aviv untuk mencegah mereka memblokir jalan-jalan utama di kota.
Polisi mulai melakukan penangkapan di antara para pengunjuk rasa di pusat Tel Aviv.
Pada saat yang sama, para pengunjuk rasa anti-pemerintah diancam oleh orang-orang Israel sayap kanan bersenjata.
Keluarga mengancam
Dalam perkembangan lain, para ibu dari sejumlah tahanan Israel pada hari Sabtu mengancam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan tuntutan hukum jika dia melaksanakan rencana untuk menduduki sisa Gaza dan kematian yang diakibatkan oleh putra-putra mereka yang ditahan di Jalur Gaza.
BACA JUGA: Mengapa Orang Yahudi Menganggap Malaikat Jibril Musuh Bagi Mereka?
Dalam aksi protes di pusat kota Tel Aviv, para ibu menuntut diakhirinya eskalasi militer dan memperingatkan tangan Netanyahu akan berlumuran darah para sandera dan tentara yang tewas jika dia bersikeras untuk melaksanakan rencana militernya di Gaza.
Para ibu menyerukan pemogokan umum yang melumpuhkan ekonomi Israel untuk menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan pertukaran tawanan, alih-alih melanjutkan rencana untuk menduduki Jalur Gaza secara penuh, demikian laporan media Israel.
View this post on Instagram