REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para pemimpin gereja di Yerusalem, termasuk patriark Katolik dan Ortodoks Yunani, mengutuk serangan ekstremis Yahudi di kota Kristen Palestina, Taybeh, pada Senin (28/7/2025) malam.
Serangan itu disebut sebagai "bagian dari pola kekerasan pemukim yang mengkhawatirkan terhadap komunitas Tepi Barat, termasuk rumah, tempat suci, dan cara hidup mereka."
"Kami sangat prihatin dengan iklim impunitas yang berlaku, yang melemahkan supremasi hukum dan membahayakan koeksistensi damai di tanah Kebangkitan," kata para pendeta, dikutip Republika dari Times of Israel. "Kurangnya akuntabilitas tidak hanya mengancam komunitas Kristen tetapi juga melemahkan fondasi moral dan hukum yang menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan bagi semua."
Mereka menyerukan Israel untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku, memastikan perlindungan Taybeh dan komunitas lain yang menjadi sasaran, serta menegakkan hukum internasional.

Video rekaman dari insiden tersebut menunjukkan beberapa mobil terbakar. Para pelaku juga membuat grafiti berbahasa Ibrani dengan mencoret-coret dinding sebuah rumah di desa di wilayah Ramallah.
Taybeh dan sekitarnya telah mengalami beberapa serangan kekerasan pemukim dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan pembakaran di dekat sebuah gereja Bizantium kuno.