REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), KH Ma’ruf Amin meminta MUI untuk terus memperkuat peran sentralnya dalam menjaga umat dan ulamanya dari perpecahan dan perselisihan.
Hal ini disampaikan Kiai Ma’ruf saat memberikan sambutan dalam puncak Milad ke-50 MUI di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (26/7/2025) malam."Yang masih perlu terus dimantapkan dan dijaga terus adalah himayatul ummah anil tafarruq wal ikhtilaf, menjaga umat dari perpecahan dan perselisihan. Ini kunci," ujar Kiai Ma’ruf.
Menurut dia, jika umat sudah terpecah, maka program apa pun akan sulit dilaksanakan. Kerukunan umat, lanjutnya, merupakan fondasi bagi kerukunan antarumat beragama dan antarbangsa. Namun, dia mengingatkan bahwa kerukunan umat tidak mungkin terwujud jika para ulama sendiri juga tidak rukun.
“Rusaknya kerukunan umat itu karena tidak rukunnya ulamanya. Jadi yang harus pertama dijaga itu himayatul ulama, menjaga para ulama dari perpecahan dan perselisihan,” ucap dia.
Kiai Ma’ruf menukil pandangan ulama klasik seperti Syekh Nawawi dan Imam Fakhruddin ar-Razi tentang bahaya perpecahan di kalangan tokoh agama yang merasa paling benar sendiri dan kehilangan konektivitas.
Dia bahkan menyindir kondisi ulama masa kini yang menurutnya bisa lebih parah, karena bersikap eksklusif di lingkup yang lebih sempit seperti pondok pesantren maupun organisasi masing-masing. Sehingga, banyak terjadi perselisihan.
Padahal, Allah memerintahkan kepada umat Islam agar tidak berpecah belah. "Allah SWT sudah meminta kepada kita, karena ini penting. Kamu jangan seperti orang-orang yang berselisih dan berpecah belah," kata Kiai Ma'ruf.