Selasa 22 Jul 2025 13:52 WIB

25 Negara Barat Kutuk Israel Atas 'Pembunuhan tak Manusiawi' di Gaza

Mereka mengecam keras pembunuhan sebagai tindakan yang tidak manusiawi.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang anak Palestina menangis ketika berdesakan saat antre untuk mendapatkan bantuan makanan di titik distribusi makanan di Kota Gaza, Ahad (20/7/2025) waktu setempat. Dalam 24 jam terakhir, 18 orang meninggal di Gaza karena kelaparan, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Sedikitnya 86 orang di Gaza, termasuk 76 anak-anak dan 10 orang dewasa, meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi menyusul blokade israel. Saat ini nyaris seluruh warga Gaza telah terdampak kelaparan ekstrem. Program Pangan Dunia mengatakan hampir satu dari tiga orang di Gaza tidak makan selama berhari-hari, dan ribuan orang berada di ambang kelaparan yang parah.
Foto: Ahmed Jihad Ibrahim Al-arini/Anadolu via Reut
Seorang anak Palestina menangis ketika berdesakan saat antre untuk mendapatkan bantuan makanan di titik distribusi makanan di Kota Gaza, Ahad (20/7/2025) waktu setempat. Dalam 24 jam terakhir, 18 orang meninggal di Gaza karena kelaparan, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Sedikitnya 86 orang di Gaza, termasuk 76 anak-anak dan 10 orang dewasa, meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi menyusul blokade israel. Saat ini nyaris seluruh warga Gaza telah terdampak kelaparan ekstrem. Program Pangan Dunia mengatakan hampir satu dari tiga orang di Gaza tidak makan selama berhari-hari, dan ribuan orang berada di ambang kelaparan yang parah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Sebanyak 25 negara Barat, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, menyerukan kepada Israel untuk segera menghentikan perangnya di Gaza. Mereka juga mengutuk Israel atas "pembunuhan tidak manusiawi" terhadap warga Palestina, termasuk ratusan orang di dekat lokasi distribusi makanan. 

Dalam pernyataan bersama yang dirilis pada Senin (21/7/2025), mereka mengecam keras pembunuhan terhadap ratusan warga Palestina di sekitar lokasi distribusi bantuan kemanusiaan.

Baca Juga

Negara-negara tersebut menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan yang “tidak manusiawi” dan mengecam sistem distribusi bantuan yang dilakukan secara “bertahap”. Negara-negara tersebut menilai distribusi bantuan itu tidak efektif dalam menjangkau rakyat Gaza. 

Lebih dari 800 warga sipil tewas ketika sedang mencari bantuan. Menurut mereka, hal tersebut terbilang mengerikan. Mayoritas korban dilaporkan terbunuh di sekitar fasilitas Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), sebuah lembaga yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel, yang menggantikan sistem distribusi bantuan yang sebelumnya dikoordinasikan PBB.

Negara-negara tersebut menilai model distribusi bantuan yang diterapkan Israel sangat berbahaya. "Model penyaluran bantuan pemerintah Israel berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merampas martabat manusia warga Gaza," kata mereka seperti dikutip Arabnews, Selasa (22/7/2025). Mereka menambahkan, "Penderitaan warga sipil di Gaza telah mencapai titik terendah."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement