Senin 21 Jul 2025 06:31 WIB

Muslimverse dan Nasaruddin Umar Office Teken MoU Dukung Syiar Islam

Menag Nasaruddin mengajak umat Islam untuk menjadi produsen IT, bukan lagi konsumen.

Muslimverse dan Nasaruddin Umar Office bekerja sama dalam pengembangan syiar Islam.
Foto: Republika.co.id/Erik PP
Muslimverse dan Nasaruddin Umar Office bekerja sama dalam pengembangan syiar Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Muslimverse, Sandiaga Salahuddin Uno dan pemilik Nasaruddin Umar Office (NUO) sekaligus Menteri Agama (Menag) Prof Nasaruddin Umar melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Ahad (20/7/2025) sore WIB. Kedua pihak saling mendukung dalam pengembangan konten Muslimverse dan syiar Islam.

Pendiri Muslimverse, Sandiaga Salahuddin Uno mengaku, sekarang ada satu tantangan bagi umat Muslim yang selalu mengantuk ketika mendengarkan khutbah Jumat. Fenomena itu menjadi peluang bagi Muslimverse untuk mengajak jamaah agar tidak mengantuk selama khutbah Jumat berlangsung, dengan menyajikan fitur yang menambah wawasan keislaman.

Baca Juga

"Sekarang ada kuis untuk menguji pengetahuan kita dalam khutbah Jumat, data terakhir 46 persen gen Z lehih memilih membaca Alquran di aplikasi digital. Muslimverse ini banyak membantu kita belajar tentang Islam," ucap mantan menparekraf tersebut. Acara itu juga dihadiri Wakil Kepala Staf Presiden (KSP) Muhammad Qodari.

Sandiaga pun membagikan pengalamannya mencoba sejumlah fitur di Muslimverse. Salah satu yang bermanfaat adalah petunjuk kiblat. Dia sudah mengunjungi sejumlah negara untuk mencari arah kiblat dengan bantuan Muslimverse, dan terbukti aplikasi tersebut sangat akurat.

"Saya coba keliling dunia pakai Muslimverse. Saya coba di Prancis, saya coba sholat dan kiblat, bener ini. Saya sampai kita ke kota terkecil di China, Ordos, di Inner Mongolia, China. Saya baru pulang dari Chengdu, ini juga bisa dipakai. Saya sekarang 100 persen pakai Muslimverse, saya take down aplikasi sebelah," kata Sandiaga mempromosikan aplikasi buatannya.

Sementara itu, pendiri NUO sekaligus Menag dan Imam Besar Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar sangat senang bisa bekerja sama dalam pengembangan Muslimverse. Menurut dia, kemajuan teknologi yang semakin pesat bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan umat untuk mendorong masyarakat meningkatkan ibadahnya.

Nasaruddin menyebut, sudah saatnya umat Islam tidak hanya sebagai konsumen dari teknologi, melainkan beralih menjadi produsen. "Kita juga harus jadi produsen IT juga, maka kita harus jadi imam dalam pemanfaatan teknologi. Kalau teknologi tanpa imam, itu makmumnya akan rusak," kata Nasaruddin.

Dia pun membagikan pengalaman diundang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), baru-baru ini. Nasaruddin menyampaikan, PBB memintanya sebagai penanggungjawab Masjid Istiqlal untuk membantu asisten pembangunan masjid-masjid di Amerika Latin.

Hal itu karena muncul sejumlah komunitas di Amerika Latin beragama Islam, yang kesulitan masuk ke AS. Karena PBB melihat Istiqlal sebagai sebuah standar pengelolaan masjid Islam, Nasaruddin pun menyanggupinya.

"Mereka mau masuk AS susah dan mereka terdampar di Amerika Latin, jangan sampai masjid itu jadi tempat radikal, apa yang harus dilakukan agar seperti yang dilakukan di Istiqlal, jadi Istiqlal sudah menjadi standar internasional," kata Nasaruddin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement