REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kelompok hacker "Hindaleh Hack" Iran membocorkan sebuah database besar yang berisi ribuan biografi warga Israel yang pernah bertugas di posisi-posisi militer dan keamanan yang sensitif.
Surat kabar Israel, Haaretz, dikutip dari Aljazeera, Jumat (11/7/2025), melaporkan dalam sebuah pembocoran yang digambarkan sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal volume informasi dan keseriusannya.
Informasi yang dibocorkan termasuk nama, nomor telepon, alamat email, dan pekerjaan sebelumnya di unit intelijen, Angkatan Udara, dan sistem pertahanan udara.
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa kebocoran tersebut mungkin disebabkan oleh peretasan situs perekrutan Israel bernama JobInfo atau salah satu penyedia layanannya.
Operasi tersebut tampaknya terjadi lebih dari setahun yang lalu, dengan CV terbaru di platform itu berasal dari 2024.
Penulis laporan tersebut, jurnalis Omar Ben Yacoub, berspekulasi bahwa Iran akhirnya mempublikasikan bocoran tersebut untuk membingungkan Israel dan membahayakan mereka yang informasinya bocor.
BACA JUGA: Warganet Arab Hujat para Imam Eropa yang Temui Presiden Israel, Ternyata Mereka adalah...
Menurut laporan tersebut, beberapa individu memegang posisi di Kementerian Pertahanan dan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan terlibat dalam pengembangan sistem pesawat tak berawak, rudal, dan pertahanan udara.
Surat kabar tersebut mengonfirmasi bahwa sebagian besar informasi tersebut adalah asli, setelah meninjau sekitar 250 CV yang pemiliknya dihubungi oleh surat kabar tersebut.