Ahad 07 Sep 2025 07:46 WIB

Unicef: Lebih dari Tujuh Ribu Balita Gaza Menderita Malnutrisi Akut

Jumlahnya diduga akan melebihi 15 ribu pasien baru pada Februari.

Salem Awad, bayi berusia tujuh bulan, yang menderita malnutrisi parah, berbaring di atas kasur di tenda keluarganya di Kota Gaza, Senin (28/7/2025).
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Salem Awad, bayi berusia tujuh bulan, yang menderita malnutrisi parah, berbaring di atas kasur di tenda keluarganya di Kota Gaza, Senin (28/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Lebih dari 7.000 anak di bawah usia lima tahun (balita) dimasukkan ke dalam program pemulihan akibat malnutrisi akut di klinik-klinik yang dikelola Unicef ​​di Gaza hanya dalam waktu dua pekan pada bulan lalu, menurut laporan yang dikutip The Guardian, Sabtu (6/9/2025).

Jumlah keseluruhan peserta program pemulihan pada Agustus sedang dikompilasi oleh Unicef. Meski demikian, jumlahnya diduga akan melebihi 15.000 pasien baru, lebih dari tujuh kali lipat pada Februari.

Baca Juga

Bencana kelaparan telah diumumkan di Kota Gaza, di utara wilayah yang hancur, bulan lalu. Hanya saja, kota-kota lain yang lebih jauh di selatan "dengan cepat menyusul", kata para pejabat dari badan tersebut.

"Di lapangan, sangat jelas bahwa orang-orang sedang kelaparan, bahwa ada bencana kelaparan yang sedang terjadi di Kota Gaza, dan Deir al-Balah serta Khan Younis [dua kota di selatan Gaza] tidak jauh tertinggal," kata Tess Ingram, juru bicara Unicef ​​yang telah menghabiskan beberapa hari terakhir di Kota Gaza.

Ingram mengatakan, ia telah berbicara dengan seorang ibu yang kekurangan gizi di Gaza. Dia tidak dapat menyusui bayinya yang berusia delapan bulan yang juga kekurangan gizi di sana."Dia dan suaminya berbagi secangkir nasi sehari. Situasinya mengerikan," tambah Ingram.

Kota Gaza, yang dulunya merupakan pusat perdagangan dan budaya yang ramai, kini menjadi sasaran serangan baru Israel yang mengancam akan menggusur jutaan atau lebih penduduknya. Para pejabat Israel menggambarkan kota itu sebagai benteng Hamas.

Militer Israel telah memerintahkan warga Palestina untuk meninggalkan kota itu ke selatan sebelum serangan. Meski demikian, penjajah tidak memberikan jadwal pasti untuk serangan tersebut, yang telah diindikasikan tidak akan diumumkan sebelumnya.

Serangan tersebut mengancam akan menggusur ratusan ribu warga Palestina yang telah melemah akibat hampir dua tahun pengeboman, malnutrisi, dan kini kelaparan. Banyak yang sebelumnya telah mengungsi. Banyak diantaranya mengungsi berulang kali. Sebagian penduduk Kota Gaza mengatakan mereka tidak akan mau lagi mengungsi.

Pada Mei, Israel melonggarkan blokade total selama dua bulan terhadap pasokan yang masuk ke Gaza, tetapi pasokan tersebut tetap tidak memadai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement