Senin 07 Jul 2025 20:17 WIB

Krisis Pangan Palestina Dinilai Bentuk Kolonialisme Sistematis

Aulia menekankan pentingnya pengelolaan cadangan pangan nasional secara transparan.

Warga Palestina berebut untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (9/5/2025). Warga Gaza harus berebut untuk mendapatkan makanan dari dapur umum. Menipisnya pasokan membuat tak semua warga Gaza bisa mendapatkan makanan. Blokade Israel yang terus berlanjut terhadap bantuan kemanusiaan untuk Gaza, membuat dapur umum tutup karena tidak ada pasokan bahan pangan. Bencana kelaparan mengancam ratusan ribu warga Palestina.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina berebut untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (9/5/2025). Warga Gaza harus berebut untuk mendapatkan makanan dari dapur umum. Menipisnya pasokan membuat tak semua warga Gaza bisa mendapatkan makanan. Blokade Israel yang terus berlanjut terhadap bantuan kemanusiaan untuk Gaza, membuat dapur umum tutup karena tidak ada pasokan bahan pangan. Bencana kelaparan mengancam ratusan ribu warga Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) menilai pengiriman bantuan hibah 10 ribu ton beras yang dilakukan Pemerintah Indonesia ke Palestina merupakan bentuk kekuatan pangan Indonesia.

"Bantuan ini menunjukkan bahwa Indonesia hadir di panggung global, tidak hanya dengan suara diplomasi, tetapi juga dengan aksi nyata yang menyentuh kebutuhan paling mendasar yaitu pangan," kata Ketua Bidang Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP KAMMI Aulia Furqon di Jakarta, Senin (7/7/2025).

Baca Juga

Aulia menegaskan diplomasi pangan harus berakar pada kedaulatan nasional dan membangun keadilan pangan global secara konkret dan berkelanjutan."Bantuan pangan bukan sekadar gestur simpati. Ini adalah strategi. Jika Indonesia mampu membantu bangsa lain yang tertindas, itu harus menjadi bukti bahwa kita benar-benar berdaulat dan siap memimpin diplomasi pangan dunia," ujar dia.

Menurut dia, krisis pangan Palestina akibat kolonialisme sistematis, sehingga Indonesia perlu mendorong bantuan jangka panjang melalui kerja sama strategis yang memperkuat sektor pertanian dan kedaulatan pangan Palestina.

"Memberi makan hari ini adalah bentuk kepedulian. Tapi membantu mereka bisa menanam esok hari adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Dan itulah wajah sejati diplomasi pangan," lanjut dia.

photo
Pengunjuk rasa membawa poster saat menggelar aksi solidaritas untuk Palestina di depan kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021). - (Antara/Moch Asim)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement