REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) menilai pengiriman bantuan hibah 10 ribu ton beras yang dilakukan Pemerintah Indonesia ke Palestina merupakan bentuk kekuatan pangan Indonesia.
"Bantuan ini menunjukkan bahwa Indonesia hadir di panggung global, tidak hanya dengan suara diplomasi, tetapi juga dengan aksi nyata yang menyentuh kebutuhan paling mendasar yaitu pangan," kata Ketua Bidang Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP KAMMI Aulia Furqon di Jakarta, Senin (7/7/2025).
Aulia menegaskan diplomasi pangan harus berakar pada kedaulatan nasional dan membangun keadilan pangan global secara konkret dan berkelanjutan."Bantuan pangan bukan sekadar gestur simpati. Ini adalah strategi. Jika Indonesia mampu membantu bangsa lain yang tertindas, itu harus menjadi bukti bahwa kita benar-benar berdaulat dan siap memimpin diplomasi pangan dunia," ujar dia.
Menurut dia, krisis pangan Palestina akibat kolonialisme sistematis, sehingga Indonesia perlu mendorong bantuan jangka panjang melalui kerja sama strategis yang memperkuat sektor pertanian dan kedaulatan pangan Palestina.
"Memberi makan hari ini adalah bentuk kepedulian. Tapi membantu mereka bisa menanam esok hari adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Dan itulah wajah sejati diplomasi pangan," lanjut dia.
