REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Eddy Hartono menegaskan pentingnya upaya pencegahan dilakukan sejak usia dini. Eddy mendorong generasi muda mempunyai daya tangkal terhadap paham-paham yang mengajarkan kekerasan.
Hal itu disampaikan Eddy saat hadir di Aula Universitas Warmadewa Denpasar, Bali dalam Lomba Gelar Budaya bertajuk Suara Damai Nusantara (SUDARA) yang diadakan BNPT bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali. Kegiatan itu guna memperkuat ketahanan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA/sederajat dari pengaruh ideologi kekerasan dan paham radikalisme.
"Diharapkan upaya mitigasi, edukasi, literasi bahaya penyebaran paham radikal terorisme dibangun sejak dini. Sehingga lomba ini selalu dijadikan tempat sebagai wadah, SUDARA ini menjadi sarana bagi adik-adik untuk menunjukan kreatifitas, sportivitas dan semangat membangun bangsa dengan melalui pentas budaya," kata Eddy dalam keterangannya pada Rabu (30/7/2025).
Eddy mengatakan kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam pelibatan generasi muda. Mereka akan menjadi garda terdepan pencegahan penyebaran paham radikal terorisme.
SUDARA merupakan inisiatif FKPT Bali yang mengusung pendekatan budaya sebagai media edukasi, literasi, dan mitigasi ideologi kekerasan dengan mengedepankan nilai-nilai kebangsaan.
Eddy juga menekankan pentingnya keberlanjutan kegiatan serupa di masa mendatang agar nilai-nilai kearifan lokal di Bali terus hidup dan menjadi bagian dari strategi pencegahan.
“Diharapkan kegiatan ini bisa berkesinambungan setiap tahun sehingga nilai-nilai kearifan lokal khususnya di Bali ini semakin tumbuh dan berkembang sebagai upaya menangkal paham radikal terorisme yang ada di Bali ini, dan secara umum untuk Indonesia,” ucap Eddy.
Sementara itu, Rektor Universitas Warmadewa I Gde Suranaya Pandit mendukung keterlibatan BNPT dalam memberikan ruang edukatif positif bagi pelajar dan mahasiswa. Dia menekankan ancaman radikalisme dan terorisme tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga menyerang nilai-nilai kebangsaan.
“Radikalisme dan terorisme bukan sekadar ancaman fisik, tetapi juga ancaman terhadap jati diri bangsa, keutuhan negara, serta kebhinekaan yang menjadi pilar utama NKRI. Namun kami percaya, melalui edukasi yang tepat, dialog yang terbuka, dan ruang ekspresi yang positif seperti ini, akan tumbuh benih-benih perdamaian, toleransi, dan semangat kebangsaan,” ucap Suranaya.