Senin 07 Jul 2025 07:29 WIB

300 Pesantren di Semarang, Wali Kota: Sekarang Harus Sinergi

Wali Kota Semarang nyatakan peran pesantren penting bangun karakter.

Sejumlah santri mengaji kitab kuning.
Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Sejumlah santri mengaji kitab kuning.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti menyatakan peran pondok pesantren penting dalam pengembangan pendidikan dan pembangunan karakter masyarakat.

"Jumlah pesantren di Kota Semarang mencapai kurang lebih 300 ponpes," katanya, saat Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kota Semarang, di Semarang, Ahad (6/7/2025).

Baca Juga

Ia mengungkapkan rencana untuk menjalin sinergi yang lebih erat antara Pemerintah Kota Semarang dan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang melalui sebuah nota kesepahaman (MoU).

"Sekarang harus sinergi, ada yang mengusulkan untuk mengadakan MoU antara Pemerintah Kota Semarang dengan Kemenag Kota Semarang," katanya.

Melalui kerja sama itu, ia berharap kurikulum pendidikan di berbagai jenjang, termasuk di pesantren, dapat diperkaya dengan isu-isu relevan, seperti ketahanan pangan, pencegahan stunting dan pengelolaan sampah yang benar.

"Jadi, nanti jika anak-anak dari sekolah negeri di bawah Kemenag itu kurikulumnya ada tentang ketahanan pangan dan pencegahan stunting. Di MA, MTs juga ada bagaimana cara membuang sampah dengan benar, memilah, atau mengolah sampah di lingkungan sekolah masing-masing," katanya.

Ia kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan perhatian dan pengembangan pesantren di Kota Semarang.

Peningkatan perhatian terhadap pesantren juga merupakan respons atas masukan dari berbagai pihak, termasuk anggota dewan yang telah menyampaikan usulan agar pemkot tidak hanya berfokus pada sekolah-sekolah formal.

"Teman-teman PKB dan PPP kalau tidak salah pada saat rapat paripurna menyatakan usulannya untuk pemerintah kota Semarang tidak hanya berpikir tentang sekolah-sekolah yang sudah tercatat sebagai sekolah-sekolah (formal) tetapi pesantren juga harus mendapat perhatiannya," katanya.

Ia mengatakan bahwa pendataan guru pengajar di pesantren masih terus dilakukan, dan optimistis akan mendukung pengembangan pesantren melalui regulasi.

Pada kesempatan itu, ia berharap agar pengurus LPTQ yang baru dilantik dapat membawa LPTQ menjadi lebih progresif.

LPTQ bukan hanya penyelenggara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ), tetapi juga menjadi garda terdepan dalam membina generasi muda agar tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga kuat secara spiritual dan berkarakter.

"Kehadiran LPTQ sebagai sebuah lembaga yang fokus pada pengembangan tiilawatil Qur’an menjadi bagian yang sangat penting untuk memberikan pemahaman bagi anak-anak tentang belajar membaca Al-Qur'an," katanya.

Ia berharap Kota Semarang bisa menjadi juara pada penyelenggaraan MTQ pada tahun depan, dengan berbagai persiapan yang dilakukan.

"Kami juga berusaha mati-matian membangun persiapan yang cukup supaya juara MTQ tahun depan jatuh di Kota Semarang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement