REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Prosesi pemakaman besar-besaran diadakan pada Sabtu (28/6/2025) di Teheran untuk para korban serangan Israel terbaru terhadap Iran, mengubah suasana duka menjadi sebuah pertunjukan perlawanan nasional yang kuat terhadap Israel.
Acara yang dihadiri oleh puluhan ribu warga Iran dan pejabat senior negara ini juga menandai pengumuman resmi pembekuan kerja sama Iran secara penuh dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Para pemimpin tinggi Iran menggunakan kesempatan ini untuk mengeluarkan peringatan keras terhadap agresi asing lebih lanjut. Kepala Kehakiman Iran Gholamhossein Mohseni-Ejei bersumpah bahwa pengorbanan para syuhada akan menjadi bahan bakar perlawanan dan kemajuan Iran.
“Darah para syuhada kami akan mempercepat realisasi tujuan nasional kami,” kata Ejei, dikutip dari laman palestinechronicle, Ahad (29/6/2025)“Kami tidak akan menyerah, dan kami tidak akan pernah menukar martabat kami,” ujar Ejei.

Ejei menuduh IAEA telah membocorkan informasi rahasia dan merusak kredibilitasnya sendiri. “IAEA bukan lagi lembaga yang bisa dipercaya,” katanya, mengutip masalah keamanan nasional sebagai alasan di balik keputusan Iran untuk menghentikan semua kerja sama.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Iran Eskandar Momeni menekankan kesiapan Iran untuk menanggapi setiap agresi di masa depan.“Jari kami berada di pelatuk, siap untuk menanggapi setiap langkah jahat dari musuh,” katanya, seraya memuji persatuan dan tekad rakyat Iran dalam mempertahankan kedaulatan negara.