Sabtu 21 Jun 2025 10:09 WIB

PBB Deklarasikan Israel Sebagai Negara Pelaku Pelanggaran Berat Anak Terbesar di Dunia

Jumlah pelanggaran yang dilakukan Israel mencapai 8.554 kasus.

Dua anak Palestina menangisi jenazah ayahnya yang syahid saat menuju pusat distribusi bantuan, di kamar mayat Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Rabu (18/6/2025). Setidaknya 51 warga Palestina syahid dan lebih dari 200 lainnya terluka di Jalur Gaza saat menunggu bantuan makanan. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, atau OCHA, mengatakan orang-orang yang tewas sedang menunggu jatah makanan yang tiba dalam konvoi PBB. Saksi mata Palestina mengatakan kepada The Associated Press bahwa pasukan Israel melakukan serangan udara di sebuah rumah di dekatnya sebelum melepaskan tembakan ke arah kerumunan di kota selatan Khan Younis.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Dua anak Palestina menangisi jenazah ayahnya yang syahid saat menuju pusat distribusi bantuan, di kamar mayat Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Rabu (18/6/2025). Setidaknya 51 warga Palestina syahid dan lebih dari 200 lainnya terluka di Jalur Gaza saat menunggu bantuan makanan. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, atau OCHA, mengatakan orang-orang yang tewas sedang menunggu jatah makanan yang tiba dalam konvoi PBB. Saksi mata Palestina mengatakan kepada The Associated Press bahwa pasukan Israel melakukan serangan udara di sebuah rumah di dekatnya sebelum melepaskan tembakan ke arah kerumunan di kota selatan Khan Younis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendaftarkan Israel sebagai negara dengan jumlah tertinggi pelanggaran berat terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata. Israel dinilai telah membuat lebih dari 8.000 kasus pelanggaran yang diverifikasi.

"Jumlah pelanggaran berat tertinggi diverifikasi di Israel dan Wilayah Palestina yang Diduduki (8.554)," kata PBB dalam laporan tahunannya tentang Anak-anak dalam Konflik Bersenjata, yang dirilis pada Kamis (19/7/2025) dilansir Palestine Chronicle.

Baca Juga

"Perserikatan Bangsa-Bangsa memverifikasi 8.554 pelanggaran berat terhadap 2.959 anak-anak (1.925 laki-laki, 1.034 perempuan; anak-anak Israel (15), anak-anak Palestina (2.944)) di Israel (10); dan di Wilayah Palestina yang Diduduki (8.544) (Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur (3.688); dan di Jalur Gaza (4.856))," kata dia.

Selain itu, sebanyak 2.789 pelanggaran berat yang terjadi pada 2023 di Jalur Gaza (2.788) dan di Israel (1) telah diverifikasi. PBB juga menerima laporan tentang pembunuhan 4.470 anak di Jalur Gaza pada tahun 2024, yang katanya masih menunggu verifikasi.

Israel, yang dimasukkan untuk tahun kedua berturut-turut dalam laporan tersebut, diikuti oleh Republik Demokratik Kongo, Somalia, Nigeria, dan Haiti, sebagai negara dengan "jumlah pelanggaran tertinggi".

photo
Aktivis Greenpeace menggelar aksi damai di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Kamis (19/6/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap warga sipil Gaza yang terus menjadi korban dalam krisis kemanusiaan yang paling parah di abad ini. Dalam aksi bertajuk Stop Genocide, Peace Now ini menyerukan penghentian segera perang dan kekerasan terhadap warga sipil, serta mendesak dibukanya akses penuh bagi bantuan kemanusiaan yang selama ini dibatasi. Seruan ini menjadi bagian dari gelombang suara global yang menuntut perdamaian dan perlindungan hak asasi manusia bagi warga sipil di Gaza. - (Republika/Prayogi)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement