Kamis 19 Jun 2025 06:09 WIB

Siapa Bilang Agresi Israel di Gaza dan Iran tak Bernuansa Agama? Nama Operasi Militer Membuktikannya

Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza.

Petugas penyelamat, polisi dan militer memeriksa bangunan yang hancur terkena rudal Iran di Tel Aviv, Senin (16/6/2025). Serangan Iran membuat sejumlah bangunan di Israel hancur berantakan. Komando Front Dalam Negeri Israel mengatakan serangan Iran meluas dari Eilat di selatan hingga kota Naqoura di utara, tanpa sepenuhnya bisa dicegat sistem pertahanan udara.
Foto: AP Photo/Baz Ratner
Petugas penyelamat, polisi dan militer memeriksa bangunan yang hancur terkena rudal Iran di Tel Aviv, Senin (16/6/2025). Serangan Iran membuat sejumlah bangunan di Israel hancur berantakan. Komando Front Dalam Negeri Israel mengatakan serangan Iran meluas dari Eilat di selatan hingga kota Naqoura di utara, tanpa sepenuhnya bisa dicegat sistem pertahanan udara.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Operasi "Singa Bangkit", nama yang dipilih oleh Israel untuk serangan militernya ke Iran pada Juni 2025, telah menjelaskan pentingnya nama-nama yang diberikan Israel pada operasi militernya.

Terutama karena penggunaan teks-teks Alkitab oleh tentara Israel dalam hal ini telah meningkat selama bertahun-tahun.

Baca Juga

Menurut protokol penamaan dalam sistem militer Israel, setiap operasi tempur yang dilakukan oleh tentara pendudukan harus memiliki nama, dan sebuah file dibuka untuk itu di arsip Kementerian Pertahanan Israel, mendokumentasikan rincian dan pelajaran yang dipetik.

Asal mula ide tersebut

Sejak berdirinya Israel pada 1948, militer Israel telah dengan hati-hati menyusun nama-nama operasinya untuk mencerminkan visi ideologisnya dan memenuhi tujuan politiknya

Dalam dua dekade pertama abad ke-21, lebih dari 85 persen operasi militer Israel didominasi oleh nama-nama yang memiliki muatan agama.

BACA JUGA: Iran Seakan Berperang Sendirian Hajar Israel, Ingat Nubuat Rasulullah SAW Ini Terbukti Kini 

Ini sebuah indikasi yang jelas tentang kebangkitan gerakan keagamaan di dalam tubuh militer, terutama setelah gerakan sayap kanan mendominasi sendi-sendi kehidupan politik di Israel.

Israel menggunakan pergeseran ke arah simbolisme agama ini sebagai alat propaganda untuk meningkatkan legitimasi internal, memobilisasi masyarakat Israel secara emosional, dan memberikan rasa "kesucian" dalam konfrontasi militer.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement