
Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Makanan siap saji akan didistribusikan kepada jamaah haji Indonesia menjelang puncak dan pasca-Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Makanan tersebut diberikan pada 7,8 dan 13 Dzulhijjah untuk memenuhi asupan jamaah.
Menurut (Direktur) Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited, Imam Nikmatullah, makanan siap saji karena diprosesnya sudah lama, setelah dibuka harus langsung dimakan.
"Tidak ditaruh dulu dan nanti makan buat malam itu tidak dianjurkan. Jadi setelah dibuka kemasannya langsung dimakan habis, tidak untuk disisakan dan dimakan untuk di waktu yang lain," ujarnya di Makkah.
Setiap kotak, ujar dia, ditutup rapat dan per sekali makan dibungkus dengan kemasannya yang cukup aman. "Kalau sudah dibuka mohon untuk segera dinikmati dan sisanya segera dibuang."
Menurut keamanan, makanan siap saji itu sebetulnya itu sudah matang dan tinggal makan. Namun untuk menambah selera dan nasinya supaya lebih enak dan panas, diharapkan nasi itu direndam terlebih dahulu dengan air panas 5-10 menit.
"Setelah itu dibuka baru kemudian bapak Ibu bisa makan nasi yang sesuai selera Indonesia, nasi yang panas dan pulen," ujar dia.
Adapun lauknya tidak perlu dipanaskan karena secara tekstur sudah enak dimakan. "Langsung saja dicampurkan dengan nasi yang sudah dipanaskan tadi."