Rabu 21 May 2025 15:38 WIB

Di Tanah Suci, Jamaah Haji Hendaknya Perbanyak Tobat

Jamaah haji sebaiknya tidak menyia-nyiakan kunjungannya ke Tanah Suci.

Jamaah calon haji Indonesia Kloter 08 Embarkasi Padang bersujud saat tiba di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (17/5/2025).
Foto: MCH 2025
Jamaah calon haji Indonesia Kloter 08 Embarkasi Padang bersujud saat tiba di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (17/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkisah, Syekh Abdul Qadir Jailani bertemu seseorang yang baru menyelesaikan ibadah haji. Kemudian, sufi yang berjulukan pemimpin para wali (sulthonul auliya) itu berkata kepadanya, "Segeralah bertobat."

Syekh Abdul Qadir tentunya mengetahui adanya hadis Nabi Muhammad SAW bahwa orang yang selesai berhaji bersih dari dosa, bagai bayi yang baru lahir. Akan tetapi, imbauan itu tetap disampaikannya kepada si haji.

Baca Juga

Orang yang diajak bicara itu bingung dan bertanya, "Mengapa saya harus bertobat? Saya baru pulang menunaikan haji."

Syekh Abdul Qadir menjawab, "Saya tahu itu, tetapi bisa saja di pertengahan jalan menuju tempat asalmu, engkau bermaksiat. Maka tetap engkau harus bertobat."

Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali, menjelaskan dalam Ihya Ulum ad-Din, apabila sudah selesai berhaji, hendaklah seorang Muslim selalu menjaga konsistensinya dalam beribadah. Mereka harus bertanya, apakah ibadah haji yang sudah lama dilakukan diterima atau justru ditolak.

Jawaban pertanyaan itu dapat diketahui dari keadaan hati dan amal perbuatan yang dilakukan sehari-hari. Jika hati semakin jauh dari kenikmatan dunia, lalu berpaling ke kehidupan yang mendekatkan diri kepada Allah, bisa saja ibadah hajinya diterima.

Al-Ghazali menjelaskan, Allah pasti menerima kehadiran hambanya yang dicintai. Jika seorang Muslim dicintai Allah, diri orang tersebut akan dijaga dan dilindungi dari iblis yang selalu mengarahkan pada kemungkaran.Haji merupakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Ketika menjalani haji, seorang Muslim akan melihat langsung rumah Allah, Ka'bah, yang berada di al-Haram (Tanah Suci).Semua orang dari berbagai kalangan datang dengan pakaian sederhana bertawaf. Raja, bangsawan, pemimpin negeri, berdatangan hanya dengan berihram. Mereka tak mengenakan baju kebesarannya ketika mengelilingi Ka'bah.

Haji telah membuat manusia memenuhi halaman rumah Allah, Padang Arafah. Mereka berwukuf untuk merenungkan hakikat dirinya. Allah menguatkan kesucian daerah tersebut dengan mengharamkan jamaah haji memburu binatang dan merusak tanaman di sana.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement