REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasukan militer Israel (IDF) masih mengepung Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahia, Gaza Utara, Palestina. Tentara zionis juga melepaskan tembakan secara membabi-buta ke arah RS tersebut, sementara sejumlah warga sipil dan staf medis masih berada di dalamnya.
Akibat aksi brutal itu, berbagai alat rusak berat di sana. Di antaranya adalah tiga unit generator yang berfungsi menyuplai arus listrik untuk seluruh bangunan RS Indonesia ini.
Ketiganya hancur lebur setelah dibom tentara IDF pada pukul 00.43 dini hari, Selasa (20/5/2025) waktu setempat. Pasukan zionis menggunakan quadcopter untuk melakukan pengeboman.
Organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan, relawan lokal mereka yang bernama Abeed menuturkan kejadian tersebut. Ia menyaksikan, tentara Israel dengan sengaja meledakkan generator RS Indonesia di Gaza Utara.
Serangan ini menyebabkan pasokan air dan arus listrik terganggu. Selain itu, kondisi kian mencekam bagi seluruh warga sipil dan staf rumah sakit setempat yang juga semakin rentan.
Kementerian Kesehatan Gaza berkoordinasi dengan Palang Merah setempat merespons kejadian itu. Pemadam kebakaran baru diizinkan oleh pasukan Israel untuk memadamkan api usai dua jam sejak kejadian tersebut.
Api berhasil dipadamkan pada pukul 02.44 waktu setempat. Namun, generator yang dibom pasukan Israel itu mengalami kerusakan yang amat parah sehingga tak berfungsi sama sekali.
Generator yang menggunakan bahan bakar solar tersebut merupakan alat yang sangat penting untuk menjalankan operasional rumah sakit. Tanpanya, suplai arus listrik ke seluruh bangunan RS Indonesia akan terganggu atau bahkan terhenti sama sekali.
Lokasi generator berdampingan dengan tangki solar. Ledakan akibat serangan tentara IDF menambah risiko bahaya kebakaran yang lebih besar.
Selain generator, tiang pemancar sinyal internet juga dilaporkan menjadi target serangan militer zionis.
The Israeli army has targeted the generators of the Indonesian Hospital in northern Gaza, cutting off the last remaining lifeline for patients and medical teams struggling to survive under siege.#GazaUnderAttack #GazaGenocide pic.twitter.com/BIs2qwXAn1
— Soliman Hijjy (@SolimanHijjy) May 19, 2025