Ahad 18 May 2025 12:15 WIB

Di Seminar Nakba Thailand, FoP Desak Israel Buka Akses Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Israel terus lakukan serangan intensif di Jalur Gaza.

FoP berpartisipasi dalam Seminar Rergional tentang Nakba dan Genosida Gaza di Thailand.
Foto: Dok Istimewa
FoP berpartisipasi dalam Seminar Rergional tentang Nakba dan Genosida Gaza di Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK— Friends of Palestine (FoP) turut berpartisipasi dalam seminar regional bertajuk “77 Tahun Penderitaan Palestina: Dari Nakba hingga Genosida di Gaza”, yang diselenggarakan bersama oleh Dewan Jaringan Bantuan Kemanusiaan, Kantor Chularatchamontri, dan chNS Humanity Thailand.

CEO FoP, Bapak Rayyan Abdallah, menjadi salah satu pembicara dalam panel “Misi Bantuan Kemanusiaan dalam Kasus Palestina”, menekankan urgensi aksi kemanusiaan yang independen serta komitmen FoP terhadap keadilan dan martabat bagi rakyat Palestina.

Baca Juga

Dia mengatakan, FoP mengecam keras upaya rezim Zionis dalam mengontrol bantuan melalui Gaza Humanitarian Foundation, dan menegaskan bahwa bantuan harus langsung sampai kepada para korban, tanpa manipulasi dari pihak penjajah.

Seminar ini menjadi wadah penting untuk dialog, solidaritas regional, dan seruan baru untuk bertindak di tengah genosida yang terus berlangsung di Gaza.

FoP juga dengan tegas menolak upaya rezim Zionis dalam mengendalikan bantuan kemanusiaan melalui apa yang disebut sebagai Gaza Humanitarian Foundation.

“Bantuan harus sampai langsung kepada para korban—bebas dari manipulasi oleh pihak penjajah,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (18/5/2025)

Pihaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dewan Jaringan Bantuan Kemanusiaan dan chNS Humanity Thailand atas penyelenggaraan acara yang penuh makna ini, serta kepada seluruh peserta yang bersatu dalam dukungan terhadap Palestina. “Kami berdiri bersama Palestina. Suara kita adalah senjata mereka,” kata dia.

Sementara itu, Presiden MAHAR, Bapak Jismi Johari, menyampaikan seruan kuat untuk bertindak, mendesak komunitas internasional untuk tidak berdiam diri.

BACA JUGA: Negara Islam yang Ditakuti Israel Ini Peringkat ke-4 Hasil Tes IQ Tertinggi Dunia

“Kita tidak bisa tinggal diam saat anak-anak menjadi buta karena kelaparan dan warga sipil yang tak bersalah mengalami penindasan kolektif. Ini bukan waktunya bersembunyi di balik diplomasi. Ini adalah waktunya untuk bertindak dan berdiri bersama rakyat Palestina,” kata.

Seminar ini juga menghadirkan pidato utama tentang Hak untuk Kembali serta diskusi panel mengenai bantuan kemanusiaan dan kesadaran masyarakat Thailand terhadap isu Palestina. 

 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement