REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah sekaligus pengamat sosial-ekonomi dan keagamaan Anwar Abbas menilai langkah Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menunjukkan Tel Aviv telah mengibarkan bendera perang total di kawasan Timur Tengah.
Menurut Buya Anwar, tipis sekali harapan kawasan tersebut bisa tenang selama Netanyahu tetap pada sikap menolak keberadaan negara Palestina. "Konsekuensi logis dari pandangan tersebut membuat wilayah Palestina di mata Israel dianggap tidak bertuan dan kemudian dijadikan bagian dari negara Israel," ujar Abbas dalam keterangannya, Sabtu (13/9/2025).
Ia menegaskan, hal itu sudah terlihat dari upaya Israel membangun permukiman bagi warganya di wilayah-wilayah pendudukan. Dengan demikian, kata dia, masalah Gaza dan Tepi Barat tinggal menunggu waktu untuk sepenuhnya berada di bawah kendali Israel.
Buya Anwar kemudian mempertanyakan apakah negara-negara Arab akan menghadapi Israel secara sendiri-sendiri atau justru bersama-sama dengan koordinasi yang solid. "Kalau mau menang tentu dunia Arab harus bersatu, karena tidak ada lagi cara lain yang harus ditempuh oleh Palestina dan dunia Arab sekarang ini kecuali berperang. Israel sudah mengibarkan bendera perang total," ujarnya.
Menurutnya, dalam keyakinan Zionis dan Netanyahu, wilayah Palestina, Lebanon, Suriah, Yordania, sebagian Mesir, Arab Saudi, dan Irak dianggap sebagai tanah leluhur yang harus direbut demi berdirinya Israel Raya.
Karena itu, Abbas menyerukan agar dunia Arab segera bersatu sebelum terlambat. "Tanpa itu, tidak akan ada damai di Timur Tengah. Israel sebagai biang kekacauan di kawasan tersebut belum bisa dilumpuhkan," katanya.