REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) yang merupakan bagian dari Global Sumud Flotilla akhirnya menarik diri dari misi kemanusiaan konvoi gabungan internasional untuk menembus Jalur Gaza melalui laut.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam keterangan resmi IGPC pada Jumat (12/9/2025). Penarikan tersebut dilakukan saat delegasi Indonesia yang beranggotakan sekitar 30 orang relawan sudah menunggu dan menjalani pelatihan di Tunis, Tunisia, sejak awal September.
Salah satu relawan yang ikut menjadi bagian dari delegasi Indonesia, Maimon Herawati, mengungkapkan,Indonesia sebagai satu dari tiga negara terbanyak peserta (Turkiye, Malaysia, dan Indonesia), memutuskan keberhasilan misi lebih utama daripada kehadiran fisik ‘sebagian kami' dalam kapal.
Menurut Maimon yang memberi penjelasan lewat akun Instagramnya, kapal yang siap ditumpangi hingga Rabu (10/9/2025), hanya berjumlah belasan. Sementara itu, sebagian kapal para relawan yang berlayar dari Barcelona - dipimpin Greta Thunberg dan Thiago - juga rusak karena badai. Maimon yang merupakan dosen Fikom Universitas Padjadjaran ini mengaku sempat melihat kapal delegasi Barcelona yang ditarik.
Maimon menjelaskan, banyak anggota Tim Barcelona yang datang tanpa uang. Salah seorang Steering Committee bahkan tidak memiliki hotel untuk beristirahat. Karena itu, tim Indonesia memberikan ruang hotel untuk peserta Barcelona.
Menurut Maimon, SC mulai melakukan proses eliminasi relawan. Jika sebelumnya ada 300 'secure seat' (kursi aman) di Tunisia (angka yang kurang lebih sama dari Barcelona, Spanyol, ratusan orang dari Italia, dan puluhan dari Yunani), maka kemungkinan hanya separuh yang bisa naik.