REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taat kepada suami menjadi sebuah kewajiban bagi seorang Muslimah yang telah menikah. Meski demikian, ketaatan istri kepada suami harus terlepas dari segala kemaksiatan.
Dalam HR Ahmad, Nabi SAW pernah bersabda, "Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: 'Masuklah ke dalam surga dari pintu mana pun yang kau mau'."
Dalam pernikahan, suami bisa menjadi surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhaan suami menjadi ridha Allah SWT. Istri yang tidak diridhai suaminya karena tidak taat, dikatakan sebagai istri yang durhaka atau kufur nikmat.
Dalam HR Bukhari Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita merupakan penghuni neraka terbanyak. Seorang Muslimah lantas bertanya mengenai alasan hal tersebut. Nabi SAW lalu menjawab bahwa di antara penyebabnya ialah lantaran para istri banyak yang durhaka pada suaminya.
Dalam surah an-Nisa ayat ke-34, Allah SWT berfirman, yang berarti, "Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (isteri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya."
Ketaatan seorang istri akan memengaruhi kelanggengan dan keharmonisan sebuah hubungan keluarga. Islam pun memuji istri yang taat kepada suaminya. Istri yang taat dianggap sebagai wanita terbaik.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW, 'Siapakah wanita yang paling baik?'"
Maka beliau menjawab, 'Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.'"
View this post on Instagram