Rabu 14 May 2025 06:30 WIB

Netanyahu Semakin Jadi Beban Rakyatnya dan Dijauhi Trump, Kejatuhan Rezim Israel Pembantai?

Trump kecewa dengan sikap Netanyahu yang memanipulasi.

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Polisi Israel menghalau orang-orang yang melakukan protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di luar Knesset, parlemen Israel di Yerusalem, Senin, 31 Maret 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Polisi Israel menghalau orang-orang yang melakukan protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di luar Knesset, parlemen Israel di Yerusalem, Senin, 31 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Para analis politik melihat bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjadi beban di negara pendudukan, bahkan pada Partai Likud-nya.

Hal ini mengingat meningkatnya tekanan tidak langsung dari Amerika Serikat untuk mengganti dirinya, mengingat kegagalan dalam mengelola perang di Jalur Gaza dan memburuknya hubungannya dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Baca Juga

Hal ini bertepatan dengan kesepakatan pembebasan tentara Amerika-Israel, Edan Alexander, karena kontak langsung antara pemerintahan Amerika Serikat dan Gerakan Perlawanan Islam Hamas menunjukkan bahwa Israel tidak memainkan peran aktif, yang dianggap oleh para pengamat sebagai indikasi besarnya ketegangan antara Washington dan Tel Aviv pada saat ini.

Dalam konteks ini, analis Dr Liqa Makki percaya bahwa perselisihan Amerika Serikat-Israel penting pada saat ini, tetapi tidak akan mengubah sifat dukungan Amerika Serikat untuk Israel dalam jangka menengah, tetapi dapat mendorong ke arah pencarian jalan keluar dari krisis Netanyahu, yang telah menjadi beban bagi partainya sendiri.

Dikutip dari Aljazeera, Selasa (13/5/2025), dia menjelaskan bahwa Netanyahu sadar akan besarnya tekanan terhadap dirinya, sehingga dia berusaha untuk keluar dengan kerugian sekecil mungkin dengan cara meningkatkan pengeboman Gaza.

Ini dia lakukan semata untuk menampilkannya sebagai sebuah pencapaian pribadi dan untuk menepis tuduhan bahwa dia tunduk pada tekanan Amerika.

BACA JUGA: Media Militer Israel Ungkap Trump Jauhi Netanyahu dan Tutup Komunikasi, Ada Apa?

Terutama mengingat narsisme yang membuatnya berpegang teguh pada posisinya dengan cara apa pun.

Sementara itu, Ihab Jabarin, seorang penulis yang mengkhususkan diri dalam urusan Israel, menunjukkan bahwa Israel hari ini tampak sebagai “negara ke-51” Amerika Serikat.

Ini mengingat ketundukan yang ditunjukkannya pada kehendak Washington, dan berbicara tentang keadaan goncangan di dalam Israel atas cara penyerahan tentara Amerika tanpa partisipasi Israel.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement