
Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Jamaah haji Indonesia mulai memadati Masjidil Haram, Kota Makkah. Jamaah berangkat dari hotel dengan menggunakan bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam.
Agar memudahkan jamaah untuk beribadah ke Masjidil Haram dan tidak menyasar ketika pulang terdapat sejumlah tips yang dibagikan oleh Kementerian Agama.
Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Mujib Roni mengatakan, tips pertama supaya tak menyasar adalah dengan mengenali rutenya. Semisal, dari terminal mana bus hendak berangkat. Dia mencontohkan, jika ia berhenti di Syib Amir, maka saat pulang harus ke termimal itu juga. "Jangan ke terminal lain, karena beda kawasan,"ujar dia.
Terminal Syib Amir merupakan pemberhetian untuk jamaah yang tinggal di kawasan Syisyah dan Raudhoh. Sementara itu, terminal Jabal Kabah untuk jamaah di Jarwal dan Jiad buat mereka yang menginap di Misfalah. "Oh saya tadi turun di sini berarti ini terminal Syib Amir nanti saya harus ingat-ingat baliknya juga ke sini lagi kalaupun saya bingung, itu nanti akan ada petugas," ujar dia.
Kedua, kata dia, jamaah harus selalu menyimpan kartu rute. Seperti diketahui setiap jamaah selalu diberikan kartu rute semacam tiket naik bus. Dia mengimbau, kartu tersebut sebaiknya selalu disimpan di tas. "Jadi dengan rute itu kemudian nanti ditaruh di tas dokumen itu nanti akan tau, selain jamaah tahu nanti petugas juga tahu oh kalau ada warna ini, mestinya bapak ini adalah ikut rute ini," ujarnya.
Menurut dia, kemandirian dari jamaah diperlukan, di samping kesigapan dari petugas. Artinya apa, jamaah diharapkan bisa hapal nama hotel, sektor, dan nomor bus yang digunakan.
Sementara bagi yang lansia diharapkan ada pendamping sehingga bisa membantu jika nanti kesulitan. "Problem yang sering itu missal janjian ketemu keluar di pintu Haram nomor sekian, tapi ternyata pas keluar beda," ujar dia.