Ahad 04 May 2025 14:09 WIB

Investigasi IDF: Saat Hamas Menyerang 7 Oktober, Pasukan Israel Berkelompok Malah Kabur

Pasukan Israel mengalami kemerosotan mental tak berani hadapi Hamas.

Tentara IDF mengeluarkan prajurit yang terluka dari Jalur Gaza.
Foto: IDF
Tentara IDF mengeluarkan prajurit yang terluka dari Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengungkap bocoran hasil investigasi terkait serangan Operasi Badai al Aqsa 7 Oktober 2023. Hasilnya sungguh menghancurkan reputasi militer Israel yang dikenal menggunakan teknologi dan senjata canggih karena didukung Amerika. 

Pada Ahad (4/5/2025) tentara pendudukan Israel menerbitkan hasil penyelidikan resminya terkait pertempuran yang terjadi di Pantai Zikim pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan tewasnya 18 tentara dan pemukim. Investigasi tersebut mengungkap serangkaian ketidakpatutan, banjir pelanggaran etika  yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga

Menurut Saluran 12 Israel, pasukan dari Brigade Golani hadir di pantai selama serangan tapi malah kabur. Padahal mereka unggul dalam jumlah. Akan tetapi, meskipun melihat para penyerang, Israel "tidak menyerang mereka, tetap menjaga jarak aman tanpa melakukan intervensi, sebelum kemudian menarik diri dari area tersebut," dalam apa yang dianggap sebagai "kegagalan moral" yang diakui oleh tentara Israel.

Selain itu, penyelidikan menunjukkan adanya kegagalan besar dalam koordinasi dan komunikasi antara Angkatan Laut dan Brigade Utara Divisi Gaza, yang berkontribusi terhadap memburuknya hasil serangan.

Terungkap pula bahwa setelah pertempuran berakhir, lima mayat dievakuasi dan dilupakan di ruang perlindungan bergerak di pantai, tempat mereka tinggal selama seminggu penuh tanpa ditemukan.

Dalam konteks yang sama, situs web Israel Ynet menggambarkan momen pertempuran tersebut sebagai "mengerikan dan menyakitkan," dan mencatat bahwa dokumentasi tersebut menunjukkan perilaku yang dianggap tentara sebagai "kegagalan profesional dan moral yang besar," sehingga "para pejuang Golani melarikan diri dari para penyerang."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement