Rabu 23 Apr 2025 00:33 WIB

Cerai Tinggi, Nikah Menurun, Menag: ini Terjadi di Barat, Mereka Kumpul Kebo

Kemenag berupaya menekan kasus cerai.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
ilustrasiperceraian suami istri.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
ilustrasiperceraian suami istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar mengungkapkan tingginya angka perceraian dan menurunnya angka perkawinan di dunia. Menurut dia, fenomena ini menjadi ancaman besar bagi bangsa Indonesia. 

"Sekarang ini ada sebuah ancaman yang sangat besar bagi bangsa ini, tingginya angka perceraian dan menurunnya pelaksanaan perkawinan," ujar Nasaruddin dalam kegiatan Rakornas BP4 di Jakarta, Selasa (22/4/2025). 

Baca Juga

Menurut dia, ancaman tersebut tidak terlepas dari cara pandang dunia Barat yang menganggap seolah-olah perkawinan itu merepotkan. 

"Ini yang berkembang dalam dunia barat, sehingga perkawinan itu jarang di sana. Apa yang terjadi? mereka itu kumpul kebo. Itu bukan aib di sana," ucap dia. 

"Nah, kita mencegah jangan sampai bangsa kita seperti itu," kata Imam Masjid Istiqlal Jakarta ini. 

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenag, pada 2024 angka perceraian mencapai 466.359 kasus, sedangkan perkawinan mencapai 1.478.424 kejadian. Jika dibandingkan dengan 2023, angka perceraian mengalami kenaikan atau sebesar 463.654 kasus. Sedangkan perkawinan justru berkurang dari 1.577.255 kejadian di tahun yang sama. 

"Fenomena ini sangat lampu kuning nih. Angka perceraian itu sudah di atas 30 persen, 33 persen perceraian setiap tahun. 120 ribu orang yang kawin dan 32 persen di antara itu cerai. Sementara angka perkawinannya itu juga sudah semakin menurun," jelas Nasaruddin. 

Karena itu, dia berharap Badan Pembinaan Penasehatan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) bisa menekan angka kasus perceraian di Indonesia. Menurut dia, badan yang menjadi mitra Kementerian Agama ini memiliki misi besar untuk membantu menyelesaikan konflik keluarga secara damai dan konstruktif, tanpa harus melalui proses pengadilan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement