Jumat 18 Apr 2025 16:02 WIB

Kisah Seekor Kambing Qurban Untuk 350 Orang di Dusun Oli Lama

Dusun Oli Lama berada di dataran tinggi di Pulau Ambon.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Amu, seorang pengrajin atap rumah dari daun Rumbia di Dusun Oli Lama, Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Selasa (15/4/2025). 
Foto: Fuji E Permana / Republika
Amu, seorang pengrajin atap rumah dari daun Rumbia di Dusun Oli Lama, Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Selasa (15/4/2025). 

REPUBLIKA.CO.ID, MALUKU TENGAH -- Masyarakat di Dusun Oli Lama, Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku hanya bisa memakan daging kambing setahun sekali saat hari raya qurban di momen Idul Adha. Dusun Oli Lama berada di dataran tinggi di Pulau Ambon, masyarakat di sana mayoritas berkebun untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Kepala Dusun Oli Lama, La Ode Sarip menceritakan, di dusunnya ada sekitar 350 penduduk atau 70 keluarga. Setiap menjelang Idul Adha, warga iuran mengumpulkan uang untuk membeli seekor kambing seharga Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta.

Baca Juga

"Karena hanya seekor kambing, tidak cukup jika dibagikan untuk 70 keluarga, jadi kambing dimasak di masjid untuk dimakan bersama-sama warga Dusun Oli Lama di masjid," kata La Ode Sarip saat berbincang dengan Republika di Masjid Dusun Oli Lama, Selasa (15/4/2025)

Bagi warga Dusun Oli Lama, memotong seekor kambing hanya untuk mengikuti syariat Islam di momen Idul Qurban. Karena jelas tidak cukup seekor kambing untuk 350 orang, jadi membeli seekor kambing hanya untuk syarat saja.

Untuk memenuhi kekurangan itu, warga Dusun Oli Lama yang punya ayam, membawa ayamnya untuk dimasak bersama. Warga yang punya sayur, singkong, pisang dan lain sebagainya di bawa ke masjid untuk dimasak dinikmati bersama.

Warga Dusun Oli Lama, Imam Tabina (46 tahun) menceritakan, awalnya masyarakat hanya mampu membeli seekor kambing qurban, dimasak di masjid, dimakan bersama dan doa bersama. Setelah Human Initiative datang ke Dusun Oli Lama, tahun lalu warga dapat menyembeli seekor sapi. 

 

"Dengan kedatangan HI (Human Initiative) di sini memberikan qurban sapi, katong (kita) mampu memberikan daging sapi ke masyarakat Dusun Oli Lama, terimakasih kepada HI," ujar Tabina.

Masyarakat Dusun Oli Lama mayoritas berkebun dan bertani menanam tomat, kacang panjang, cabe, dan tanaman hortikultura lainnya. Mereka menanam di tanah negara dengan status hak guna pakai, sementara tanahnya tetap dimiliki raja, semacam tanah adat.

 

Karim (38) warga Dusun Oli Lama mengungkapkan bahwa hasil panen dari berkebun, biasanya dijual ke pasar di bawah (maksudnya di kota karena Dusun Oli Lama berada di dataran tinggi).

"Kalau lagi bagus hasil panennya, dalam sebulan bisa menghasilkan Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta dari penjualan sawi, kacang panjang dan lain sebagainya," ujar Karim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement