REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Prof Muhammad Nuh menilai, Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang sedang disusun oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) akan melahirkan manusia yang berkarakter dan harus ilmu.
Hal ini disampaikan Prof Nuh saat menjadi narasumber dalam Uji Publik Nasional Kurikulum Berbasis Cinta di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
“Kurikulum berbasis cinta bukan sekadar program, tetapi gerakan besar yang akan melahirkan manusia berkarakter, haus ilmu, dan siap menghadapi tantangan era digital,” ujar Nuh dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (16/4/2025).
Dia menjelaskan, kurikulum yang baik tidak cukup hanya berbasis pada standar isi dan materi, tetapi juga harus menggugah dimensi kemanusiaan dan spiritualitas peserta didik.
Dia pun menegaskan pentingnya menumbuhkan cinta dan rasa haus terhadap ilmu sebagai kekuatan utama dalam pendidikan, sebagaimana dicontohkan dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir.
“Dalam kisah itu, Nabi Musa menunjukkan semangat belajar yang luar biasa: melepaskan status, mencari guru dengan ikhtiar, dan mengikuti proses pembelajaran yang mengasah wisdom, bukan sekadar logika,” ucap Nuh.