REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setiap manusia memiliki kasih sayang, tidak peduli seberapa keras atau kuatnya dia, tetapi kasih sayang Umar bukanlah sebuah rahasia, melainkan sebuah elemen yang melekat pada kepribadiannya.
Kasih sayang Umar bin Khattab ditunjukkan dalam situasi-situasi seperti ini, menunjukkan belas kasihan yang mendalam yang dia miliki untuk orang-orang di sekitarnya.
Beliau mewajibkan para gubernurnya untuk memiliki belas kasihan dan kasih sayang kepada rakyatnya, dan berapa kali beliau memerintahkan para komandannya dalam jihad untuk tidak menipu kaum Muslimin dan tidak menempatkan mereka di tempat kebinasaan.
Umar menulis sebuah surat untuk seorang pria dari Bani Aslam untuk mempekerjakannya dan pria itu menemui Umar dan beberapa anak Umar di pangkuan ayah mereka sambil mencium mereka.
"Apakah Anda melakukan ini, Amirul Mukminin, demi Allah, saya tidak pernah mencium anak saya," kata pria tadi. Umar menjawab, "Demi Allah, Anda kurang berbelas kasih kepada orang-orang, jangan bekerja untuk saya."
Umar mengembalikannya dan tidak menggunakannya, Umar memiliki pandangan jauh ke depan dan kebijaksanaan dari keputusannya ini, dia melihat bahwa bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki belas kasihan di dalam hatinya kepada keluarganya memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang akan dia ambil alih dan menjadi wali mereka.
BACA JUGA: Ayat Terakhir yang Dibaca Umar Bin Khattab dan Tangisan para Sahabat Iringi Kematiannya
Dikisahkan juga tentang kasih sayang Umar yang bercampur dengan kerendahan hati bahwa sosok bergelar Al-Faruq itu biasa keluar untuk memeriksa kondisi rakyatnya.
Suatu malam dia keluar dan melihat seorang wanita melahirkan dan menangis, sementara suaminya tidak berdaya, maka Umar bergegas ke rumahnya dan berkata kepada istrinya, Ummu Kultsum binti Ali bin Abi Thalib dan berkata. “Apakah engkau berminat pahala yang melimpah dari Allah untukmu?” Umar menceritakan berita itu kepadanya, dan sang istri berkata, “Ya.”
