REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di banyak negara di seluruh dunia, seperlima atau lebih dari semua orang dewasa telah meninggalkan kelompok agama yang mereka anut.
Agama Kristen dan Buddha mengalami kerugian yang sangat besar akibat "perpindahan agama" ini, sementara semakin banyak orang dewasa yang tidak memiliki afiliasi agama, menurut survei Pew Research Center terhadap hampir 80.000 orang di 36 negara. Tingkat perpindahan agama sangat bervariasi di seluruh dunia, menurut survei tersebut.
Apa yang dimaksud dengan perpindahan agama?
Dalam laporan ini, perpindahan agama merujuk pada perubahan antara kelompok agama tempat seseorang dibesarkan (selama masa kanak-kanak) dan identitas agama mereka sekarang (di masa dewasa).
Mengutip Pew Research, Ahad (6/4/2025), menggunakan istilah perpindahan agama alih-alih "konversi" karena perubahan dapat terjadi ke berbagai arah, termasuk dari dibesarkan dalam suatu agama menjadi tidak berafiliasi.
Kami menghitung perubahan di antara kategori agama yang besar (seperti dari Buddha ke Kristen, atau dari Hindu ke tidak berafiliasi) tetapi tidak beralih dalam agama dunia (seperti dari satu denominasi Kristen ke denominasi lain)
Di beberapa negara, berpindah agama sangat jarang terjadi. Di India, Israel, Nigeria, dan Thailand, 95 persen atau lebih orang dewasa mengatakan bahwa mereka masih menjadi bagian dari kelompok agama tempat mereka dibesarkan.
Namun di Asia Timur, Eropa Barat, Amerika Utara, dan Amerika Selatan, pindah agama adalah hal yang cukup umum. Sebagai contoh, 50 persen orang dewasa di Korea Selatan, 36 persen di Belanda, 28 persen di Amerika Serikat, dan 21 persen di Brasil tidak lagi mengidentifikasi diri mereka dengan agama masa kecil mereka.
Agama apa yang menjadi pilihan orang-orang untuk berpindah?
BACA JUGA: Viral Perempuan Pukul Askar di Area Masjid Nabawi Madinah, Ini Tanggapan Arab Saudi
Sebagian besar gerakan ini masuk ke dalam kategori yang kami sebut tidak berafiliasi dengan agama, yang terdiri dari orang-orang yang menjawab pertanyaan tentang agama mereka dengan mengatakan bahwa mereka adalah ateis, agnostik, atau "tidak memiliki agama".
Banyak dari orang-orang ini dibesarkan sebagai orang Kristen. Sebagai contoh, 29 persen orang dewasa di Swedia mengatakan bahwa mereka dibesarkan sebagai orang Kristen, namun sekarang menggambarkan diri mereka secara religius sebagai ateis, agnostik, atau "tidak memiliki agama tertentu".
Agama Buddha juga kehilangan penganutnya karena ketidaksetujuan di beberapa negara. Sebagai contoh, 23 persen orang dewasa yang disurvei di Jepang dan 13 persen di Korea Selatan mengatakan bahwa mereka dibesarkan sebagai penganut Buddha tetapi tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai penganut agama apa pun saat in
Ilutrasi Katolk,