Selasa 25 Feb 2025 19:44 WIB

Masjid Dibangun dari Sedekah Hasil Korupsi, Bagaimana Solusinya?

Jika ada masjid ternyata dibangun dari harta haram, jamaah harus berbuat apa?

ILUSTRASI Uang hasil korupsi.
Foto: ANTARA FOTO/Nadia Putri Rahmani
ILUSTRASI Uang hasil korupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa itu korupsi? Syed Hussein Alatas dalam buku Korupsi: Sifat, Sebab dan Fungsi menyebutkan, esensi korupsi adalah pencurian melalui penipuan dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan.

Jadi, koruptor bukanlah pencuri biasa. Sebab, yang dilakukannya bukan hanya mencuri barang atau materiel berharga, tetapi juga mencederai kepercayaan (trust) orang lain. Dalam kasus korupsi yang dilakukan pejabat negara, misalnya, ia dapat dianggap telah mengkhianati sumpah jabatan yang pernah diucapkannya dahulu. Pun dirinya sudah menodai trust yang dipercayakan publik kepadanya.

Baca Juga

Definisi di atas juga mengandaikan bahwa korupsi memerlukan kelihaian. Minimal, seorang koruptor lihai menjaga citra positif dirinya di tengah lingkungan kantor atau masyarakat umum. Dengan begitu, ia menipu atasan tempatnya bekerja atau publik yang mengiranya sebagai "orang baik."

Bukan tidak mungkin seorang koruptor yang Muslim memilih bersedekah sebagai motif untuk menjaga citra dirinya. Misal ketika ia menyumbang uang haram untuk pembangunan sebuah masjid dan pada akhirnya kasus korupsinya terkuak.

Bila begitu, apakah yang mesti dilakukan pihak takmir atau jamaah yang sebelumnya tidak mengetahui asal muasal harta sedekah itu?

Dalam sebuah konten YouTube, Ustaz Khalid Basalamah menuturkan pengalamannya. Pernah suatu ketika ia shalat di sebuah masjid, yang belakangan diketahuinya bahwa tempat shalat itu dibangun dari harta haram.

Ustaz Khalid pun menyarankan agar jamaah segera menebus masjid itu. Jadi, tidak perlu merusak atau merobohkan bangunan yang telah berdiri dan berfungsi.

"Tebus masjid itu. Kira-kira dulu waktu bangun dari uang haram berapa?" kata Ustaz Khalid, dikutip Republika, Selasa (25/2/2025).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement