Rabu 20 Aug 2025 15:00 WIB

Ini Adab Guru Menurut Imam Ghazali

Para guru hendaknya menyadari perannya sebagai teladan bagi murid.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Guru (Ilustrasi)
Foto: republika/mardiah
Guru (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani menegaskan, potongan video yang seolah-olah dirinya mengatakan bahwa guru adalah beban negara merupakan hoaks. Ia menegaskan, dirinya tidak pernah bicara seperti itu.

Dalam ajaran agama Islam, memuliakan guru adalah sebuah keharusan. Sebab, guru atau ulama pada umumnya merupakan figur teladan di tengah masyarakat. Demikian pula, mereka sudah sepantasnya selalu menjaga adab dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga

Sang Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali, menerangkan dalam kitab Bidayat al-Hidayah. Menurut sufi tersebut, ada sekurang-kurangnya 17 adab yang mesti dijaga seorang alim atau guru.

Pertama-tama, guru mesti mengutamakan kesabaran. Ia juga mengutamakan sikap tawaduk, alih-alih kesombongan. Tawaduk berarti rendah hati, terutama di ruang publik.

Kemudian, seorang guru juga hendaknya meninggalkan bergurau yang berlebihan serta bermain-main. Mereka juga seyogianya menyayangi murid serta bersikap lemah lembut, termasuk pada yang kurang pandai.

Bila ada murid yang bodoh, janganlah marah. Terlebih lagi apabila murid tidak malu mengakui bahwa dirinya tidak tahu. Perhatikanlah setiap pertanyaan yang diajukan anak didik. Pahami daya tangkap mereka agar mereka pun nantinya dapat memahami pelajaran dengan baik.

Seorang guru mengajarkan kepada murid cara untuk menuju kebenaran. Ketika murid melakukan kesalahan, guru mesti membimbingnya. Arahkan mereka agar menjauhi kemudaratan.

Khususnya sebagai guru agama, tuntunlah murid-murid agar menyelesaikan terlebih dahulu belajar ilmu wajib (fardhu 'ain), baru kemudian ilmu yang fardhu kifayah. Dengan begitu, mereka akan lebih dekat pada ketakwaan.

Sekali lagi, setiap guru hendaknya memancarkan keteladanan. Sebelum menyuruh orang lain bertakwa, perbaikilah terlebih dahulu ketakwaan diri. Ini agar para murid dapat mencontoh gurunya dan mengambil manfaat ilmu darinya.

Iman, ilmu, dan adab memang tidak bisa diwariskan begitu saja. Bahkan, berbagai kasus menunjukkan, adanya orang tua yang Mukmin dan saleh, justru anak-anak mereka jauh dari ajaran agama. Karena itu, keteladanan begitu penting, termasuk yang dipancarkan para guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement