Jumat 14 Feb 2025 09:40 WIB

Amerika Peringatkan Warganya Ancaman Serangan Teroris di Masjid Islamabad Pakistan

Ancaman teror mengemuka di media sosial Pakistan

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Masjid Shah Faisal Islamabad, Pakistan. Ancaman teror mengemuka di media sosial Pakistan
Foto: panoramio.com
Masjid Shah Faisal Islamabad, Pakistan. Ancaman teror mengemuka di media sosial Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Islamabad memperingatkan warganya untuk menjauhi masjid populer di ibu kota Pakistan karena potensi ancaman teroris.

Mereka mengeluarkan peringatan menyusul munculnya video media sosial awal pekan ini yang menampilkan seorang yang diduga anggota militan di Masjid Faisal di kota itu, yang menjadi tujuan wisata utama di Pakistan.

Baca Juga

Video singkat itu memperlihatkan orang tersebut memperlihatkan pamflet gambar tangan yang menampilkan bendera Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah ditetapkan sebagai organisasi teroris global. Video tersebut dibagikan pada Senin (10/2/2025 melalui media sosial yang berafiliasi dengan TTP.

Dilansir Voanews pada Kamis (13/2/2025), misi diplomatik Amerika Serikat melarang karyawannya bepergian ke area masjid hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Imbauan tersebut juga mendesak warga negara Amerika untuk menghindari area tersebut, dengan menyatakan bahwa "militan TTP telah mengeluarkan ancaman terhadap Masjid Faisal di Islamabad."

Peringatan ancaman teror dikeluarkan pada hari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di Islamabad untuk kunjungan bilateral, di tengah peningkatan tindakan keamanan.

BACA JUGA: 'Israel Telah Menjadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah'

TTP secara rutin melancarkan bom bunuh diri dan serangan bersenjata terhadap pasukan keamanan Pakistan dan target resmi lainnya, terutama di distrik-distrik dekat dan di perbatasan negara itu dengan Afghanistan. Kekerasan tersebut telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa tahun terakhir.

Islamabad menegaskan bahwa kelompok tersebut mengatur serangan teroris dari tempat perlindungan di Afghanistan dan terus-menerus meminta para pemimpin Taliban di negara tetangga itu untuk mengendalikan militan TTP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement