REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Warga Israel terus dikucilkan dan diusir di negara asing. Mereka dimintai pertanggungjawaban secara hukum sebagai akibat dari persetujuan, pengabaian mereka, terhadap perang pemusnahan yang dilancarkan penjajah Israel di Jalur Gaza dan Lebanon.
Tindakan-tindakan ini mencerminkan penolakan opini publik dunia terhadap praktik dan pelanggaran hak asasi manusia kategori berat Israel. Media Israel melaporkan insiden terkini yang melibatkan seorang pengusaha terkemuka Israel yang diusir dari sebuah hotel di Swiss bersama keluarganya.
Secara rinci, Hotel Tschuggen Collection di kota Arosa, Swiss, menelepon polisi pada pukul 23:30 untuk mengusir Yaniv Bender, mantan CEO dana investasi Israel Psagot, bersama keluarganya yang berjumlah 7 orang.
Media Israel mengklaim bahwa ketika Bender mencoba berbicara dengan manajer tersebut, dia berselisih dengannya, dan manajer tersebut menuduhnya bersikap kasar, yang mendorong Bender bersikeras untuk tinggal sampai keesokan paginya karena kondisi istrinya, tetapi manajer tersebut bersikeras untuk segera mengusir mereka.
Bender asal Israel mengklaim bahwa dia tidak mengerti “mengapa manajer itu begitu agresif… Kami bertanya kepadanya apakah dia punya masalah dengan kami yang beragama Yahudi, dan dia menjawab ya.”
Ia melanjutkan, saat itu "itu hanya sandiwara," karena "manajer hotel menelepon polisi, dan saat kami tanya apa hak mereka untuk melakukan itu, mereka menjelaskan bahwa menurut hukum, pemilik hotel berhak mengusir tamu jika dia mau."