Selasa 14 Jan 2025 17:16 WIB

Hanya dalam 2 Operasi Militer di Lokasi Berbeda, Tentara Israel Tewas Bertumbangan

Pejuang Gaza terus melakukan perlawanan terhadap zionis Israel

Tentara Israel membawa peti mati prajurit yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza, saattent pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Israel, Selasa, 24 Desember 2024.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Tentara Israel membawa peti mati prajurit yang tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza, saattent pemakamannya di pemakaman militer Mount Herzl di Yerusalem, Israel, Selasa, 24 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Tentara Israel mengalami korban jiwa pada hari Senin (13/1/2025) dalam dua operasi perlawanan Palestina di Beit Hanoun dan Rafah di Jalur Gaza.

Dikutip dari Aljazeera, tentara Israel mengumumkan bahwa seorang perwira dan empat tentara tewas pada hari Senin dalam bentrokan di Beit Hanoun di Jalur Gaza utara.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel menambahkan bahwa delapan tentara terluka dalam pertempuran tersebut.

Pengumuman resmi ini muncul setelah sumber-sumber media Israel melaporkan bahwa 5 tentara tewas dan 11 lainnya terluka setelah sebuah pasukan militer menjadi target serangan di Jalur Gaza utara.

Sebelumnya hari ini, media Israel mengatakan bahwa sebuah bangunan runtuh menimpa pasukan militer setelah diledakkan di Beit Hanoun.

Sumber yang sama menambahkan bahwa helikopter-helikopter militer Israel mengevakuasi para prajurit yang terluka dalam operasi tersebut ke Rumah Sakit Eicheloff di Tel Aviv.

Menurut sumber-sumber Israel, korban tewas dan terluka berasal dari Brigade Nahal.Situs-situs berita Israel menggambarkan operasi baru ini sebagai sebuah peristiwa keamanan yang sulit dan lebih buruk dari yang sebelumnya.

Dalam beberapa hari terakhir, operasi perlawanan Palestina di Beit Hanoun sering terjadi, dengan sedikitnya 10 tentara Israel terbunuh dalam 72 jam.

Sayap militer Jihad Islam, Saraya al-Quds, hari ini mengumumkan bahwa mereka telah meledakkan sebuah kendaraan militer Israel dengan bahan peledak yang sudah ditanam di Beit Hanoun, menewaskan dan melukai para awaknya.

Tentara Israel telah melakukan operasi militer di Beit Hanoun selama hampir dua minggu, bagian dari operasi yang lebih luas di Jalur Gaza utara yang dimulai pada tanggal 5 Oktober, di mana 55 tentara Israel terbunuh dan hampir 5.000 orang terbunuh atau hilang.

Sementara itu, Brigade al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan bahwa para pejuangnya pada hari Senin menyerang pasukan Israel yang terdiri dari 25 tentara di kamp al-Shaboura di pusat Rafah di Jalur Gaza selatan, menewaskan dan melukai semua anggotanya.

Dalam sebuah posting di akun Telegram-nya, brigade tersebut mengatakan bahwa para pejuangnya menyerang pasukan Israel ketika mereka bersembunyi di sebuah bangunan di daerah Najili di kamp al-Shaboura.

Dia menambahkan bahwa para pejuang meledakkan ranjau di dua pengangkut personel lapis baja Israel ketika pasukan tiba untuk menyelamatkan para prajurit yang bersembunyi di dalam gedung.

Brigade Qassam mengatakan bahwa bentrokan masih berlangsung dan bangunan yang menjadi target masih terbakar hingga dini hari tadi.

Operasi Qassam di Rafah terjadi di saat aktivitas perlawanan di Jalur Gaza utara meningkat.

Abu Obeida, juru bicara resmi Brigade Al Qassam, mengkonfirmasi hari ini bahwa jumlah korban pasukan pendudukan di Jalur Gaza utara jauh lebih tinggi dari yang diumumkan.

Tentara Israel mengumumkan pada hari Senin bahwa 840 tentara telah terbunuh sejak awal perang di Gaza, dan mencatat bahwa 405 di antaranya terbunuh dalam pertempuran darat di dalam Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement