Kamis 26 Dec 2024 18:55 WIB

201 Jurnalis Terbunuh di Gaza Saat Israel Diduga Menargetkan Media

Israel telah membunuh sedikitnya 45.361 warga Palestina.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pekerja darurat Pertahanan Sipil Palestina memadamkan api di van berisi lima jurnalis di sekitar Rumah Sakit al-Awda di Nuseirat di Gaza tengah, 26 Desember 2024
Foto: Reuters/Khamis Said
Pekerja darurat Pertahanan Sipil Palestina memadamkan api di van berisi lima jurnalis di sekitar Rumah Sakit al-Awda di Nuseirat di Gaza tengah, 26 Desember 2024

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Jumlah wartawan yang wafat di Gaza, Palestina sejak dimulainya genosida oleh Israel pada Oktober 2023 telah melampaui 200 orang jurnalis, dikutip dari laman shafaq.

Pada Kamis (26/12/2024), Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan dalam sebuah siaran pers bahwa jumlah jurnalis yang syahid telah meningkat menjadi 201 orang, menyusul pengumuman kematian sekelompok jurnalis yang bekerja untuk saluran TV Al-Quds Al-Youm.

Baca Juga

Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan mobil van tersebut dilalap api, dengan tim pertahanan sipil bekerja untuk memadamkan api dan menemukan mayat-mayat tersebut.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa lima orang wafat dalam serangan udara Israel yang menargetkan kendaraan siaran luar saluran tersebut di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada Kamis (26/12) pagi.

Para korban adalah Faisal Abu Al-Qomsan seorang reporter, Ayman Al-Jiddi seorang juru kamera, Ibrahim Syekh Ali seorang wartawan, Mohammad Al-Ladaa seorang wartawan, dan Fadi Hassouna yang juga seorang wartawan. Semuanya mengenakan rompi bertuliskan PRESS dalam huruf besar.

Pernyataan tersebut mengutuk pembunuhan oleh Israel tersebut, dan menggambarkannya sebagai pembunuhan yang disengaja terhadap jurnalis Palestina oleh Israel sang penjajah.

Kantor media tersebut meminta organisasi-organisasi internasional, termasuk Federasi Jurnalis Internasional dan Persatuan Wartawan Arab untuk mengutuk kejahatan sistematis terhadap para jurnalis dan personel media Palestina di Gaza. Pernyataan tersebut juga menuduh Israel, bersama dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, termasuk Inggris, Jerman dan Prancis, bertanggung jawab penuh atas apa yang mereka sebut sebagai kejahatan keji dan brutal.

Pernyataan tersebut mendesak komunitas global, organisasi internasional, dan kelompok-kelompok advokasi pers untuk mengecam tindakan tersebut, mendesak diakhirinya kekerasan yang sedang berlangsung, dan meminta pertanggungjawaban Israel di pengadilan internasional.

Kampanye militer Israel di Gaza telah membunuh hampir 45.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Dilaporkan Al Jazeera, pasukan Israel terus menggempur Gaza, membunuh lima jurnalis dalam sebuah serangan terhadap kendaraan mereka di pusat kamp pengungsi Nuseirat, dan lima lainnya dalam pengeboman sebuah bangunan tempat tinggal di utara Kota Gaza. Sedikitnya 30 orang dilaporkan hilang dalam serangan terakhir oleh Israel sang penjajah.

Para dokter mengatakan tiga bayi Palestina telah meninggal akibat hipotermia di sebuah kamp pengungsian di Gaza selatan saat suhu udara menurun dan blokade Israel terhadap makanan, air dan pasokan musim dingin yang terus berlanjut.

Hamas menuduh Israel menetapkan “syarat-syarat baru” dalam perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung dan menunda kesepakatan gencatan senjata, sementara kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh kelompok Palestina itu menciptakan “rintangan-rintangan baru”.

Militer Israel juga mengintensifkan serangannya ke kamp pengungsi Tulkarem di Tepi Barat Palestina yang dijajah, dengan mengirimkan bala bantuan, sehari setelah membunuh delapan orang di sana. Para korban termasuk dua wanita dan seorang remaja.

Perang penjajahan yang dilakukan Israel di Gaza telah membunuh sedikitnya 45.361 warga Palestina dan melukai 107.803 orang sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya 1.139 orang terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pejuang kemerdekaan Palestina pada hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement