REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran, Allah menyebut adanya golongan Ahli Kitab, yang di dalamnya termasuk kaum Nasrani. Disebut demikian karena mereka menerima ajaran dari kitab-kitab Allah yang turun sebelum Alquran, yakni Taurat dan Injil.
Terlepas dari soal keotentikan Taurat dan Injil yang sampai pada masa kini, Ahli Kitab dari golongan Nasrani menuai pujian. Sebab, mereka termasuk yang paling mudah bersikap tasamuh terhadap Muslimin, bila dibandingkan dengan Ahli Kitab lainnya.
Alquran bahkan menyebut orang-orang Nasrani sebagai "yang paling dekat" dengan umat Islam.
لَـتَجِدَنَّ اَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّـلَّذِيۡنَ اٰمَنُوا الۡيَهُوۡدَ وَالَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡا ۚ وَلَـتَجِدَنَّ اَ قۡرَبَهُمۡ مَّوَدَّةً لِّـلَّذِيۡنَ اٰمَنُوا الَّذِيۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّا نَصٰرٰى ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّ مِنۡهُمۡ قِسِّيۡسِيۡنَ وَرُهۡبَانًا وَّاَنَّهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ
Artinya, "Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani.' Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri" (QS al-Maidah: 82).
Ayat di atas memberitahukan kepada Nabi Muhammad SAW, antara lain, bahwa kaum Nasrani adalah golongan Ahli Kitab yang paling dekat dan cenderung menyukai orang-orang Mukmin.
Sebab, di antara mereka terdapat para biarawan yang anti-terhadap kemewahan duniawi. Kelompok ini juga lebih suka memperhatikan pelajaran agama dan budi pekerti.
Mereka ini bersifat rendah hati (tawaduk). Para pemuka agama tersebut sangat menghayati ajaran agama, yang mengajak mencintai musuh dan memberikan "pipi yang kiri kepada orang yang memukul pipi kanannya."