Rabu 20 Nov 2024 17:39 WIB

Teladan Ali Bin Abi Thalib, Peduli pada Kaum Dhuafa

Sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib menaruh kepedulian besar pada kaum dhuafa.

ILUSTRASI Kaum dhuafa
Foto: Republika/Mardiah
ILUSTRASI Kaum dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bila umat Islam menyebut nama Ali bin Abi Thalib, biasanya diteruskan dengan Karramallahu Wajhah, '(semoga) Allah memuliakan wajahnya.'

Sementara, para sahabat Nabi SAW yang lainnya--seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan seterusnya--mendapat tambahan ucapan di belakang namanya dengan RA, perpanjangan dari radhiyallahu 'anhu, '(semoga) Allah meridhainya.'

Baca Juga

Menurut sebuah riwayat, Ali bin Abi Thalib yang juga menantu Rasulullah SAW ini, mendapatkan keistimewaan seperti itu, antara lain, karena ia merupakan sedikit sahabat yang tak pernah menyembah berhala. Sementara, riwayat lain menyebutkan, selain karena alasan tadi, juga karena kesetiakawanan dan kepedulian Ali terhadap kaum dhuafa.

Tentang kepeduliannya kepada kaum dhuafa ini, disebutkan, pada suatu hari Ali bin Abi Thalib bersama istrinya, Fatimah, sedang kekurangan makanan. Lalu ia minta tolong kepada seorang Yahudi agar diberi benang sutra, untuk ditenun menjadi kain oleh istrinya.

Maksudnya, supaya ia mendapat upah. Demikianlah Ali sekeluarga kemudian mampu membeli beberapa mangkuk gandum. Gandum kemudian ditumbuk oleh Fatimah, untuk dibuat roti. Namun begitu roti siap, terdengar ketukan di pintu rumah mereka.

Setelah pintu dibuka, tampak seorang lelaki berada di depan pintu. ''Assalamualaikum. Saya adalah seorang miskin. Berilah saya makanan karena Allah.'' Ali lalu memberinya beberapa potong roti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement