Rabu 30 Oct 2024 22:47 WIB

Pidato Perdana, Sekjen Hizbullah: Dukung Gaza adalah Kewajiban untuk Kubur Mimpi Israel

Sekjen Hizbullah Naim Qassem tegaskan dukungannya untuk Gaza

Sekjen Hizbullah Naim Qassem tegaskan dukungannya untuk Gaza
Foto: ISNA
Sekjen Hizbullah Naim Qassem tegaskan dukungannya untuk Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT- Dalam pidato pertamanya setelah menjabat, Naim Qassem, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon yang baru, mengatakan bahwa partai ini telah bangkit dan bertahan setelah pukulan yang diterimanya dari tentara Israel, dan menekankan bahwa partai ini akan terus mendukung Gaza.

Mengenai program yang akan dia kerjakan, Qassem menekankan bahwa pekerjaannya akan menjadi “kelanjutan dari program kerja mantan Sekretaris Jenderal partai, almarhum Hassan Nasrallah, di semua bidang, politik, jihad, sosial dan budaya.

Baca Juga

"Kami akan terus menerapkan rencana perang yang dia kembangkan dengan kepemimpinan perlawanan,” katanya, dikutip dari Aljazeera, Rabu (30/10/2024)

Dia menambahkan bahwa partai akan tetap berada dalam jalur perang sesuai dengan arah politik yang telah ditetapkan, tetapi akan menghadapi perkembangan saat ini, menekankan bahwa serangan Israel sangat menyakitkan, tetapi partai telah pulih dan para pemudanya mencapai prestasi dan kemenangan di lapangan.

“Perlawanan Lebanon ada untuk membebaskan tanah dan menghadapi pendudukan dan niat ekspansionisnya,” katanya, seraya menambahkan bahwa perlawananlah yang mengusir Israel dari Lebanon, bukan resolusi internasional.

Dia mengatakan bahwa niat Israel terhadap Lebanon sudah jelas, dan bahwa Hizbullah telah menghitung 39 ribu pelanggaran udara dan laut Israel terhadap Resolusi 1701.

Mengenai masalah Gaza, Qassem mengatakan, “Mendukung Gaza adalah kewajiban untuk menghadapi ancaman Israel terhadap seluruh wilayah melalui pintu gerbang Gaza.”

Dia berkata, “Adalah hak Gaza bagi kita dan semua orang untuk mendukungnya.” “Dukungan kami untuk Gaza mematahkan kejutan yang sedang dipersiapkan Israel, dan dengan perlawanan ini kami mengacaukan proyek Israel, yang tidak membutuhkan dalih,” katanya.

Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menggambarkan martir Yahya al-Sinwar sebagai “ikon kepahlawanan bagi Palestina dan orang-orang bebas di dunia yang melawan sampai nafas terakhirnya.”

Menanggapi tuduhan yang dilontarkan kepada Hizbullah terkait hubungannya dengan Iran, Qassem menjelaskan, bahwa Hizbullah tidak berperang atas nama siapa pun atau proyek siapa pun” dan menekankan bahwa “proyek kami adalah melindungi dan membebaskan tanah kami dan mendukung saudara-saudara kami di Palestina.

Dia menekankan,  “Iran mendukung kami dan tidak menginginkan apa pun dari kami... Iran tidak membutuhkan kami,” dan mengatakan bahwa Iran telah membayar harga yang mahal selama bertahun-tahun karena sikapnya terhadap perjuangan Palestina.

Sambil berterima kasih kepada para pendukungnya, terutama di Yaman dan Irak, Sekretaris Jenderal Hizbullah mengumumkan bahwa dia menyambut baik setiap negara Arab dan Islam yang ingin mendukung partainya dalam melawan Israel.

BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah

Dalam pidatonya, pejabat tinggi Hizbullah ini menjelaskan dengan sangat rinci bahwa perang Israel di Gaza dan Lebanon adalah “perang Amerika Serikat-Eropa-global dengan tujuan melenyapkan perlawanan di wilayah tersebut,” namun keteguhan perlawanan yang melegenda di Gaza dan Lebanon akan menciptakan masa depan bagi generasi-generasi berikutnya, katanya.

Qassem, 71 tahun, terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah, menggantikan Nasrallah, yang dibunuh oleh Israel dalam sebuah serangan di pinggiran selatan ibukota Lebanon, Beirut, pada 27 September lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement