REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW ditanya amalan apa yang bisa membuat seseorang dicintai Allah SWT dan manusia. Nabi Muhammad SAW menjawab, "zuhud."
عَنْ أَبِـي الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ قَالَ : أَتَىَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ ! دُلَّنِـيْ عَلَـىٰ عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِزْهَدْ فِـي الدُّنْيَا ، يُـحِبُّكَ اللّٰـهُ ، وَازْهَدْ فِيْمَـا فِي أَيْدِى النَّاس ، يُـحِبُّكَ النَّاسُ
Dari Abul Abbas Sahl bin Sa’d as-Sa’idi RA, dia berkata, “Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku satu amalan yang jika aku mengamalkannya maka aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Beliau SAW menjawab, “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau dicintai manusia.” (HR Ibnu Majah)
Nasihat yang baik dari Rasulullah SAW ini mencakup dua wasiat agung. Pertama, zuhud di dunia. Kedua, zuhud terhadap yang dimiliki orang lain.
Wasiat ini menjelaskan obsesi yang menyibukkan pikiran para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah amalan. Yakni, amalan yang bisa memasukkan mereka ke surga atau amalan yang menjadi sebab kecintaan dari makhluk dan Al-Khaliq.
Zuhud menurut Abu Idris Al-Khaulani adalah apa yang ada di sisi Allah lebih kita yakini dan lebih kuat dari pada apa yang ada ditangan kita sendiri, serta lebih yakin dan percaya dengan apa yang ada pada Allah dari apa yang kita miliki.
Kalau kita ditimpa musibah, maka kita sangat berharap kepada pahala dan hikmah dibalik musibah tersebut. Namun demikian, zuhud di dunia bukan berarti mengharamkan yang halal dan meremehkan harta.
Hakikat zuhud berpangkal kepada tiga perkara hati, yang bukan dari amal-amal anggota badan. Sebab itu, Abu Sulaiman Ad-Darani berkata, “Kalian tidak bisa bersaksi tentang zuhudnya seseorang. Sebab, zuhud letaknya di dalam hati."
Hasan Al-Bashri berkata, “Orang zuhud adalah orang yang ketika melihat seseorang, ia berkata, ’Ia lebih mulia dari diriku.”
Imam Ahmad berkata, “Zuhud di dunia adalah pendek angan-angan dan berputus asa (tidak mengharapkan) apa-apa yang ada di tangan orang lain.”
BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah
Apabila kita mencari keteladanan dan contoh kehidupan orang-orang yang zuhud, kita dapati hal itu telah teraplikasikan dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, baik berupa amalan maupun budi pekerti, dikutip dari buku Wasiat Rasul Buat Lelaki yang ditulis Muhammad Khalil Itani diterjemahkan Ahmad Syakirin.
Sebelum dan sesudah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, baik dalam hari-hari yang penuh kesulitan maupun kelapangan, Nabi Muhammad SAW senantiasa zuhud dalam kenikmatan dunia hanya semata-mata mencari akhirat.