Kamis 10 Oct 2024 12:39 WIB

Hancurnya Hati Abeer: Tiap Sudut Rumah Punya Kenangan, Kini Tinggal Puing Berserakan

Jurnalis CNN memvisualisasikan kerusakan di rumah Abeer dalam konteks Gaza.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Warga Palestina berjalan diantara bangunan yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza dekat Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Senin, 1 April 2024. Data Pusat Satelit PBB (UNOSAT), operasi militer Israel di Jalur Gaza merusak atau menghancurkan hampir 66 persen dari total bangunan di wilayah itu dalam tempo setahun.
Foto: AP
Warga Palestina berjalan diantara bangunan yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza dekat Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Senin, 1 April 2024. Data Pusat Satelit PBB (UNOSAT), operasi militer Israel di Jalur Gaza merusak atau menghancurkan hampir 66 persen dari total bangunan di wilayah itu dalam tempo setahun.

REPUBLIKA.CO.ID,Aktivis perempuan asal Palestina, sekaligus dosen University College of Applied Sciences di Gaza, Abeer Barakat membagikan kisahnya saat rumahnya hancur menjadi puing-puing setelah diserang oleh bom yang dilancarkan militer Israel pada 9 Oktober 2023 lalu. Abeer harus mengungsi bersama warga Gaza lainnya yang mengalami nasib serupa. 

Rumah keluarga Barakat di Al Rimal, Gaza utara, memiliki dinding kuning yang dipenuhi foto-foto bayi. Di sinilah Abeer Barakat tinggal bersama suaminya dan keempat anak remaja mereka.

Baca Juga

Pada 7 Oktober 2023, ketika militer Israel melancarkan serangannya ke Gaza, sirene serangan udara mulai berbunyi saat bom jatuh di lingkungan sebelah barat Kota Gaza. Dua hari kemudian, rumah mereka terkena puing-puing yang beterbangan.

"Rumah saya menjadi sasaran pada malam hari tanggal 9 Oktober, dan saya mengungsi pada pagi hari tanggal 10 Oktober," ujar Abeer kepada Republika melalui WhatsApp, Rabu (9/10/2024). 

Setelah setahun rumahnya hancur menjadi puing-puing, seorang jurnalis CNN, Sana Noor lalu memvisualisasikan kerusakan yang terjadi di rumah Abeer dalam konteks kota Gaza yang lebih luas. "Artikel visualisasi yang brilian ini akan memberi Anda gambaran tentang bagaimana kami semua di Gaza kehilangan rumah kami," kata Abeer. 

Seperti diberitakan CNN Internasional, tidak ada seorang pun di Gaza yang tidak tersentuh oleh serangan Israel selama setahun, yang telah memaksa sekitar 1,9 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Warga Gaza hampir tidak dapat bertahan hidup, apalagi mampu membangun kembali, di bawah pemboman dan pengepungan Israel, yang telah menghancurkan sistem pelayanam kesehatan, merusak situs budaya, menghancurkan lembaga pendidikan, dan menimbulkan krisis kemanusiaan berupa kelaparan, pengungsian, dan penyakit.

Kehidupan dan mata pencaharian warga Gaza kini telah hancur, termasuk dokter, pemilik toko, pekerja bantuan, dan pendidik. Warga Gaza Utara berjuang untuk memberi makan keluarga mereka, sementara banyak pengungsi di Gaza tengah tinggal di tenda-tenda tipis. Lebih jauh ke selatan, beberapa orang terpaksa tinggal di reruntuhan rumah mereka yang hancur.

 

Mencari perlindungan.. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement