REPUBLIKA.CO.ID, Tidak sedikit yang mengira, ibadah sunah sekadar pelengkap ibadah yang wajib. Bahkan, amalan ini lalu cenderung mudah dilalaikan.
Padahal, meninggalkan ibadah sunah berarti menyia-nyiakan kesempatan. Sebab, tiap detik, menit, jam, dan hari yang kita nikmati ialah saatnya mengumpulkan bekal. Sebanyak-banyaknya untuk keselamatan, baik di dunia maupun terutama akhirat kelak.
Salah satu sunah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW ialah puasa Senin dan Kamis. Saum yang dilakukan pada dua hari itu memiliki banyak faedah dan keutamaan. Berikut ini penjelasannya.
Kebiasaan Nabi
Rasulullah SAW terbiasa mengamalkan puasa sunah Senin dan Kamis. Inilah salah satu amalan nonwajib yang tidak pernah beliau tinggalkan. Ummul Mu'minin ‘Aisyah RA memberikan kesaksian, “Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam selalu menjaga puasa Senin dan Kamis.”
Pernah beliau ditanya, mengapa gemar berpuasa pada Senin dan Kamis. Ternyata, itu diamalkannya sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT. Seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari itu (Senin), aku dilahirkan, dan (pada Senin pula) diturunkan Alquran kepadaku.”
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Pintu-pintu surga dibuka pada setiap Senin dan Kamis.”
Naiknya amalan
Dua hari itu disebut pula sebagai momen naiknya catatan amal tiap hamba Allah. Karena itu, alangkah bagusnya bila ketika penyetoran amalan berlangsung, diri ini sedang berpuasa sunah.
Keterangan itu berdasarkan riwayat dari mantan budak Usamah bin Zaid. Ketika masih bekerja pada sahabat Rasulullah SAW itu, sang hamba sahaya pernah membersamainya ke Bukit al-Qura. Di sana, dilaluinya hari Senin dan Kamis. Pada kedua hari itu, Usamah berpuasa.
Maka bertanyalah budaknya, “Mengapa engkau berpuasa pada Senin dan Kamis?” “Sebab,” jawab Usamah, “Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, ‘Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada Senin dan Kamis'.”
Manfaat Sehat
Ibadah apa pun hendaknya tidak hanya sesuai syariat, tetapi juga diniatkan hanya untuk Allah. Bagaimanapun, kebanyakan ibadah juga berdampak pada kesehatan ruhani dan jasmani. Berpuasa lillahi ta’ala, pengaruh positifnya pada jiwa dan raga insya Allah juga terasa.
Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku Sehat dengan Ibadah menjelaskan, puasa—wajib maupun sunah—ternyata menyehatkan. Saat berpuasa, seseorang menahan diri dari amarah. Karena itu, kondisi psikis pun menjadi lebih tenang.
Saum dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Puasa pun berpotensi mencegah obesitas. Gangguan pada organ-organ bisa diatasi dengannya. Misalnya, risiko gagal ginjal. Sebab, berpuasa berarti ikut menambah tingkat sodium, yang kemudian mencegah kristalisasi garam kalsium.