Selasa 27 Aug 2024 06:31 WIB

Muslimah Berhijab Juara Panahan Berkuda di Prancis, Benarkah Pemanah akan Dapat Pahala?

Memiliki ketrampilan memanah mendapatkan surga satu derajat lebih tinggi.

Arum Nazlus Shobah
Foto:

Bagi seorang penulis, pena dan tinta adalah senjata pengganti busur dan anak panah. Ia berusaha “memanah” secara akurat informasi penting yang harus diketahui oleh kaum muslimin. Penulis dalam konteks ini bisa wartawan, ulama, dan cendekiawan muslim yang konsisten melahirkan berita dan karya yang dapat dibaca untuk memperkaya pengetahuan.

Beragam profesi dan keterampilan haruslah dapat “melepaskan anak panah” secara cepat dan akurat. Semua itu didedikasikan untuk mempertahankan diri dari desakan ekonomi, sosial, budaya dan politik.

Harus disadari kendati kita berjuang dari lini yang berbeda-beda, tapi untuk cita-cita yang sama. Yakni,  bagi kesejahteraan kaum muslim dan masyarakat dunia.Untuk itu, mari kita belajar memanah, mengajarkannya, dan mempertahankan keterampilan memanah.

Nabi SAW katakan dalam sebuah hadits yang dikutip oleh Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam Lubab al-Hadits , “Barangsiapa yang meninggalkan memanah setelah belajar, maka sungguh ia telah meninggalkan kesunahan dari sunahku”.

Orang yang telah belajar memanah kemudian tidak menyukai lagi sunah Nabi SAW tersebut, terancam sebagai bukan bagian dari kaum muslim. Nabi SAW memperingatkan, “Barangsiapa yang telah belajar memanah, kemudian meninggalkannya, maka ia bukanlah termasuk golongan kami.” (HR. Muslim). Artinya, ia tidak lagi mengamalkan sunah Nabi SAW.

Terakhir, mengajarkan memanah dengan anak panah kepada anak-anak hukumnya, tulis Syaikh Nawawi Banten, sunah muakadah (sunah yang sangat ditandaskan) ketimbang mengajarkan keterampilan memainkan pedang. Tentu terdapat rahasia besar dalam keterampilan memanah. Oleh karena itu, kalau belum mahir memanah mari kita  belajar bersama-sama.

 

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement