REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan ini dinamakan sebagai Jabal Ruma. Ada pula yang menyebutnya Jabal Rumat atau Jabal Rumah. Itu adalah suatu bukit kecil di sekitar Jabal Uhud. Saat ini, lokasinya persis di hadapan Masjid Uhud dari arah selatan. Masjid tersebut baru dibangun sejak 2015 lalu.
Jabal Rumat mungkin tidak sepopuler dengan Jabal Uhud. Jabal Uhud dikenal dalam dunia Islam, karena disinilah dulunya lokasi terjadinya peperangan antara kaum muslim yang dipimpin Nabi Muhammad SAW, melawan tentara kafir Quraisy. Pasukan kafir Quraisy saat itu dipimpin oleh Khalid bin Walid, sebelum masuk Islam. Pertempuran itu dikenal pula dengan nama Perang Uhud.
Jabal Uhud, menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya peperangan itu. Jabal Uhud, menjadi saksi atas kekalahan yang dialami umat Islam, lantaran tidak disipilin menaati perintah Rasulullah SAW.
Awalnya, Rasulullah menempatkan pasukan pemanah berada di Jabal Rumat. Bukit yang kini tingginya sekitar 10-20 meter itu—akibat penurunan bebatuan—menjadi tempat persembunyian yang tepat bagi pasukan pemanah.
Saat perang berkecamuk, mereka menembakkan panah ke arah pasukan kafir Quraisy. Serangan itu membuat pasukan Quraisy mundur dan meninggalkan harta rampasan.
Sebelumnya, Rasulullah SAW berpesan kepada pasukan pemanah yang berjumlah 50 orang itu, agar mereka tidak menuruni bukit atau Jabal Rumat. “Apapun yang terjadi di bawah, kalah atau menang, janganlah kalian turun dan meninggalkan bukit (Jabal) Ruma,” instruksi yang diberikan Rasulullah SAW.
Namun, karena melihat pasukan Quraisy sudah mundur dan meninggalkan harta rampasan (ghanimah) yang banyak, maka mereka lupa akan pesan Rasul SAW. Mereka menuruni Jabal Rumat dan berebut harta rampasan perang. Saat itulah, Khalid bin Walid, yang terkenal memiliki strategi perang, membawa pasukannya mundur ke belakang bukit Uhud dan memutari bukit sepanjang tujuh kilometer itu.