Senin 05 Aug 2024 18:00 WIB

Ketua PCIM Muhammadiyah Britania Raya Ungkap Kronologi Kerusuhan Anti Muslim di Inggris

Pelaku penusukan merupakan orang yang lahir di Wales.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Massa aksi menembakan alat pemadam kebakaran ke arah petugas polisi saat protes anti-imigrasi di luar Holiday Inn Express di Rotherham, Inggris, Ahad (4/8/2024).
Foto: Linkedin
dr Dyah Mustikaning Pitha Prawesti

Menurut Dyah, isu imigran ini sudah panas sebelum pergantian pemerintah yang baru saja terjadi. Saat ini, isunya pun menjadi liar. Imigran disebut sebagai sumber kerusuhan, terlebih mereka kalangan ekstremis kanan memang sudah sejak awal tidak suka ke imigran.  Karena itu, Dyah mengatakan, peristiwa penusukan yang sebenarnya dilakukan oleh anak yang lahir di Britania Raya menjadi pemicu dan alasan mereka melakukan aksi anti imigran.

"Aksi (anti imigran) dilakukan beberapa hari setelah kejadian dan kemudian menyebar ke kota-kota lainnya, kita sekarang juga mendapatkan berbagai informasi bahwa mereka sudah punya jadwal aksi, mereka akan melakukan protes anti-imigran," ujar Dyah.

photo
dr Dyah Mustikaning Pitha Prawesti - (Linkedin)

Dyah mengatakan, jadwal mereka melakukan proses anti-imigran itu memang sudah tersebar di medsos sejak pekan lalu. Meski demikian, protes ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang menarik keuntungan untuk membuat kerusuhan.

Laman The National News menyebut pelaku penusukan bernama Axel Rudakubana (17 tahun) yang lahir di Wales dari orang tua imigran Rwanda yang beragama Kristen. Mengenai hal itu, Dyah mengatakan terkait informasi siapa pelakunya memang terbatas. Data atau identitas yang dikeluarkan oleh kepolisian memang terbatas, tapi memang jelas tidak mengonfirmasi bahwa anak itu Muslim.

"Saya belum tahu dan belum dengar (identitas pelakunya), karena memang aturan hukumnya begitu, tapi kita tahu bahwa yang sudah dirilis secara resmi itu sebenarnya anaknya (pelakunya) juga lahirnya di UK (Inggris) bukan imigran yang dihebohkan, jelas lahirnya di Wales," jelas Dyah.

Dyah mengatakan, memang banyak misinformasi yang kemudian dijadikan alasan oleh kalangan ekstremis kanan untuk kemudian meningkatkan Islamofobia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement